SOLO, KOMPAS.TV - Sebagian masyarakat Indonesia senang makan mi instan sebagai lauk nasi. Ternyata orang yang biasa memakan dua jenis makanan tinggi karbohidrat itu terancam bahaya kesehatan.
Kesenangan makan mi instan bersama nasi itu tak lepas dari kebiasaan orang Indonesia yang tak bisa lepas dari nasi.
Ahli penyakit dalam Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam memperingatkan dampak buruk pada kesehatan orang yang gemar makan mi instan bersama nasi.
Seperti diketahui, mi instan dan nasi sama-sama mengandung banyak karbohidrat dan kalori. Dalam 100 gram atau 1 centong nasi putih, terdapat sekira 152 kalori.
Baca Juga: Tingkatkan Daya Tahan Tubuh di Masa Pandemi Covid-19, Ini Rekomendasi Makanan dari Dokter
Sementara, satu bungkus mi instan memiliki kandungan sekitar 350 kalori. Jika mi instan dimakan bersamaan dengan nasi, sesorang akan menerima asupan hingga lebih dari 500 kalori.
Tubuh akan menyimpan kalori yang berlebihan ini sebagai lemak hingga perlahan menyebabkan obesitas atau kelebihan berat badan.
Selain itu, makanan dengan kalori tinggi umumnya mengandung banyak lemak dan gula.
Satu centong nasi putih berisi kandungan sekira 38 gram karbohidrat, sedangkan satu bungkus mi instan mengandung sekira 40 gram karbohidrat.
Mengonsumsi kedua jenis makanan itu bersamaan akan membuat tubuh mendapatkan asupan karbohidrat yang tinggi.
Padahal, karbohidrat dapat meningkatkan risiko resistensi insulin. Tak cuma itu, karbohidrat juga membuat kadar glukosa dalam tubuh bertambah.
Akibatnya, orang yang biasa makan mie instan dan nasi dapat lebih mungkin menderita penyakit diabetes tipe 2, penyakit jantung dan kanker.
Hal ini sesuai riset American Heart Association pada 2002 di mana asupan glukosa atau gula yang tinggi dapat menambah risiko penyakit arteri koroner di jantung.
Masyarakat sebenarnya dapat sedikit mengurangi bahaya kesehatan dari memakan mi instan bersama nasi.
Baca Juga: Cek Dulu, Mie Instan Bisa Mengandung Natrium Berlebihan, Sebabkan Gagal Ginjal dan Penyakit Jantung
Ari Fahrial menjelaskan, masyarakat bisa tetap mengonsumsi mie instan sebagai lauk nasi asal mengatur porsi makan agar asupan kalori yang masuk ke tubuh tak berlebihan.
Untuk mengatur kebutuhan kalori sehari-hari, angka kecukupan gizi (AKG) dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dapat menjadi panduan.
AKG dari Kemenkes itu menyebut rata-rata kebutuhan setiap warga Indonesia ada di angka 2.100 kilo kalori per hari.
Akan tetapi, kebutuhan kalori ini dapat bervariasi pada orang berbeda sesuai faktor usia, jenis kelamin, tinggi badan, berat badan, hingga tingkat aktivitas fisik.
Itu artinya, masyarakat perlu menjaga asupan kalori dan rajin melakukan olahraga. Meski begitu, ada catatan tersendiri terkait mi instan.
Para pakar kesehatan tidak menganjurkan makan mi instan setiap hari karena kandungan garam atau sodium yang sangat tinggi.
Kandungan garam pada mi instan ini dapat meningkatkan risiko darah tinggi (hipertensi), kanker perut, penyakit jantung, dan stroke.
Apalagi, mi instan juga tak memiliki banyak kandungan gizi, seperti protein, kalsium, serat, magneisum, vitamin A, vitamin C, vitamin B12, dan kalium.
Sebab itu, sebaiknya mengurangi konsumsi mi instan dan menggantinya dengan makanan bergizi lainnya untuk menghindari bahaya pada kesehatan.
Baca Juga: Nekat! Pemuda Ini Makan Samyang Hingga Tuli
Sumber : Kompas TV/Kompascom
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.