JAKARTA, KOMPAS.TV - Anggota DPRD DKI Jakarta, Gilbert Simanjuntak, menanggapi laporan Rethinking The Future (RTF) yang menobatkan Jakarta sebagai kota dengan tata ruang terburuk di dunia.
Gilbert menilai, laporan tersebut perlu ditanggapi dengan objektif sebagai hasil audit yang diterima Pemerintah Provinsi DKI Jakarta secara cuma-cuma.
"Laporan dari RTF Kita sikapi dengan objektif saja, kita anggap itu sebagai hasil audit, bahwa menyatakan Jakarta kota terburuk, kita sikapi objektif sebagai audit yang kita terima secara gratis," kata Gilbert dalam rekaman video yang diterima Kompas.tv, Selasa (24/8/2021).
Gilbert mengatakan hal yang harus dilakukan ialah melihat unsur apa yang menjadi penilaian dari peringkat tersebut.
"Penilaiannya antara lain; lingkungan, transportasi, masalah pendidikan, kesehatan, segala macam," kata Gilbert.
Baca Juga: Jakarta Peringkat Satu Tata Kota Terburuk Dunia, Begini Tanggapan Wagub DKI
Penilaian juga dilihat dari segi insfrastruktur yang menurut Gilber masih jauh dari yang diharapkan. Contohnya ialah ketidakmampuan pemerintah menangani banjir dan juga masalah transportasi.
"Memang infrastruktur kita sangat jauh dari apa yang diharapkan, banjir saja tidak bisa kita tangani, lalu transportasi juga menjadi masalah serius karena kemudian kita kehilangan fokus," katanya.
Menurut Gilbert, sebenarnya integrated transportation ialah sesuatu yang sangat baik, namun, tidak terlaksana sesuai target karena ketidaknyamanan masyarakat dengan harga tiket yang mahal sehingga memilih sepeda motor.
Ia pun menyinggung mengenai program prioritas Pemprov DKI seperti jalur sepeda atau ajang Formula E. Menurutnya, prioritas ini menjadi salah satu alasan yang menyebabkan Jakarta menjadi kota dengan tata ruang terburuk.
"Malah kemudian jalur sepeda yang diprioritaskan, Formula E yang diprioritaskan, ini akan menjadi semacam tindakan yang membuat kita tidak pernah keluar dari peringkat sebagai kota terburuk," jelasnya.
Baca Juga: Jakarta PPKM Level 3, Simak Daftar Kelonggaran di Sejumlah Sektor Berikut Ini
Gilbert mengatakan masih banyak yang bisa diperbaiki dengan perencanaan yang baik.
"Jangan kemudian trotoar diperbaiki setiap tahun, itu-itu saja, dan kemudian bikin macet, itu kan penghamburan yang sia-sia," ujarnya.
"Banyak hal yang bisa kita kerjakan, berdayakan dengan maksimal Bappeda dan Inspektorat, saya kira itu salah satu kunci," sambungnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.