JAKARTA, KOMPAS.TV- Politisi Partai Demokrat Rachland Nashidik tidak khawatir dengan trending twitter #tangkaprachlandnashidik.
Menurut Rachland Nashidik, trending twitter #tangkaprachlandnashidik merupakan ulah buzzer yang memiliki motif politik untuk menjatuhkan Partai Demokrat melalui kader.
“Saya kira ini serangan dari buzzer yang tujuannya sebetulnya mau menjatuhkan atau mencuri start berkampanye mendeskreditkan Demokrat saja, karena semuanya kan kalau diperhatikan, gitu ya,” kata Rachlan Nashidik kepada KOMPAS TV, Selasa (10/8/2021).
Rachland Nashidik mengaku memonitor serangan-serangan yang dilakukan buzzer terhadapnya. Dalam penilaiannya, Rachland menuturkan serangan tersebut bermuatan politik bukan karena moralitas.
“Jadi satu-satu saya lihatin itu, saya sempat membaca serangan-serangan dari para buzzer ke saya, itu memang banyak di antara mereka berkampanye untuk mendeskreditkan Demokrat. Jadi ini memang satu serangan yang punya motif politik, motifnya bukan motif moralitas.”
Baca Juga: Akun Twitternya Diretas, Rachland: Ada yang Tak Suka Saya Kritik Pemerintah, Terutama Jokowi
Dalam pernyataannya, Rachland mengesankan tidak terlalu mengambil pusing adanya tagar #tangkaprachlandnashidik karena dirinya yakin ada pihak yang sengaja membuat.
“Ya kalau soal tagar itu kan karena ada orang yang buat, sekarang bisa tangkap Rachland Nashidik, besok bisa tangkap Jokowi, besoknya lagi bisa tangkap siapa gitu, ya kan, gampang aja dibuat,” ujar Rachland Nashidik.
“Jadi itu biasalah dalam dunia media sosial itu, ada upaya dari mesin untuk membuat suatu topik itu trending.”
Kemudian, saat dikonfirmasi soal adanya penilaian netizen yang menilai dirinya telah menistakan lagu "Indonesia Raya" dan simbol negara, Rachland membantah.
“Saya pikir hanya pikiran orang yang cupet, yang menafsirkan nasionalisme sebagai pemujaan kepada penguasa, nggak ada urusannya nasionalis dengan pemujaan terhadap penguasa,” tegasnya.
Baca Juga: Akun Twitter Rachland Nashidik Diretas, Namanya Diganti hingga Tak Bisa Digunakan Lagi
“Jadi gambar itu sendiri, sudah beredar sejak setahun yang lalu, itu persisnya muncul ketika sedang pasangnya terhadap protes undang-undang omnibus law kalau nggak salah. Sudah setahun berkeliaran di medsos, di situ tidak ada masalah.”
Bagi Rachland, gambar itu tidak bermuatan menghina Pancasila atau menistakan lambang negara.
Dalam penilaiannya, Rachland menuturkan gambar itu merefleksikan jika kebijakan-kebijakan Pak Jokowi yang tidak mencerminkan semangat Indonesia Raya, lagu Indonesia Raya.
“Kalau tafsir saya begitu, tapi namanya tafsir terhadap satu hasil kesenian ya memang kan nggak bisa tunggal, jadi ya bisa bebas saja yang pihak buzzer mengatakan ini menghina ya bisa saja, ini namanya menafsir,” jelasnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.