“Saya kira pembelian ini juga dapat meningkatkan posisi Indonesia dalam renegosiasi kerja sama pembangunan pesawat tempur generasi 4.5 KFX IFX dengan Korsel yang pada April lalu telah diluncurkan prototipenya dan menjadi salah satu agenda penting kunjungan Menhan Prabowo ke Korsel,” ujar Khairul.
Lebih lanjut Khairul mengingatkan setiap pengadaan alutsista, termasuk pesawat tempur, aspek pemeliharaan, perawatan, kemampuan sarana prasarana, dan SDM pengelolanya tentu menjadi hal yang selalu dijaga dan ditingkatkan.
Baca Juga: Bicara Alutsista, Prabowo Sindir Prediksi Elite yang Yakin Indonesia Tak Akan Perang
Oleh karena itu ketersediaan anggaran yang memadai dan kedisiplinan pengelola sangat penting. Sebab semakin secanggih apapun alutsista yang digunakan, potensi kefatalan yang memicu kerugian dan korban jiwa akan selalu membayangi.
“Ini bisa terjadi jika ketersediaan anggaran yang memadai, kedisiplinan dan pembinaan kemampuan terabaikan,” ujar Khairul.
Kesepakatan pembelian enam unit pesawat jet tempur latih dari Korea Aerospace Industries menjadi salah satu pemberitaan media di Korsel.
Yonhap News Agency menyebut perusahaan Korea Aerospace Industries Co telah menerima pemesanan enam pesawat jet latih senilai USD240 juta dari Indonesia.
Baca Juga: Prototipe Pesawat Tempur Korea Selatan - Indonesia KF-X Diluncurkan di Korea Selatan
Produsen disebut akan memasok alutsista itu ke angkatan udara Indonesia secara bertahap mulai 16 Desember 2021 hingga 30 Oktober 2024.
Hingga Selasa (20/7/2021), Korea Aerospace Industries secara total mengekspor 154 jet latih senilai 3,1 miliar dolar Amerika Serikat ke berbagai negara, seperti Indonesia, Irak, Thailand, Turki, Peru dan Filipina.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.