Kompas TV nasional update corona

Ini Penjelasan Ahli soal Faktor Tingginya Kasus Varian Delta di Tanah Air

Kompas.tv - 17 Juni 2021, 00:03 WIB
ini-penjelasan-ahli-soal-faktor-tingginya-kasus-varian-delta-di-tanah-air
Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Profesor Amin Soebandrio (Sumber: KOMPASTV/Venny Sinuraya)
Penulis : Johannes Mangihot | Editor : Fadhilah

Sebab, virulensi atau kemampuan virus menimbulkan penyakit sudah melebihi kemampuan vaksin untuk melawan. 

Prof Amin mencontohkan, vaksin yang melindungi tubuh sesorang masih bisa melawan virus dengan jumlah tertentu. 

Namun jika seseorang tersebut terpapar virus dalam jumlah besar atau berkali-kali maka vaksin tidak akan sanggup melawan virus.

Baca Juga: Tiga Varian Baru Covid-19 Ditemukan di Jakarta, Apakah Ampuh Ditangkal Vaksin?

"Contoh ekstremnya teman-teman yang bekerja di fasilitas kesehatan. Mungkin satu hari terpaparnya kecil, tetapi dia terpaparnya tiap hari. Ini menyebabkan dosis paparannya menjadi tinggi dan mengalahkan kekebalan yang dia miliki. Jadi lama-lama kekebalannya bisa diatasi dengan penyerangnya, karena belum pulih datang serangan besok lagi," ujar Amin.

"Pada masyarakat juga seperti itu. Kalau mereka setiap hari mengabaikan protokol kesehatan atau setiap hari atau dalam beberapa hari berada di kendaraan umum misalnya atau menghadiri pertemuan secara berturut-turut, itu juga meningkatkan risiko," sambung Amin. 

Prof Amin juga mengingatkan varian baru ini dapat bertahan dalam tubuh seseorang meski terkonfirmasi negatif Covid-19. 

Bahkan menurut Amin seseorang yang dinyatakan negatif Covid-19 dapat menjadi pengantar virus bagi orang lain.

Baca Juga: Peneliti UGM: Covid-19 Varian Delta Memperburuk Kekebalan Tubuh Pasien, Terutama Lansia

Untuk itu jugalah seseorang yang kontak erat dengan pihak yang terkonfirmasi positif harus melakukan isolasi mandiri sesuai masa inkubasi virus. 

"Mendeteksi keberadaan virus di tubuh kita itu kan pakai PCR, tetapi PCR ini adanya limit of detection. Kalau virus di bawah limit deteksi maka dia (virus) ada di tubuh orang itu, namun belum terdeteksi. Tapi dia tetap bisa loncat ke orang lain. Kalau orang yang diloncati virus kekebalannya tidak bagus, maka virusnya dengan senang hati memperbanyak diri," ujar Amin.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x