KOPENHAGEN, KOMPAS.TV- Gelandang serang Tim Nasional (Timnas) Denmark, Christian Eriksen mengalami kejadian tidak mengenakan karena secara tiba-tiba kolaps di pengujung babak pertama berakhir saat timnya bertemu Finlandia dalam babak penyisihan Grup B Euro 2020 di Stadion Parken, Kopenhagen, Sabtu (12/6/2021) malam WIB.
Sempat tak sadarkan diri dan menerima pertolongan pertama oleh tim medis, akhirnya Eriksen dilarikan ke rumah sakit terdekat meski akhirnya pemain Inter Milan itu diketahui kembali siuman dan kondisinya stabil.
Banyak yang menyebut, apa yang dialami Christian Eriksen karena terkena serangan jantung, meski hingga berita ini ditayangkan belum ada keterangan resmi dari pihak terkait perihal penyebab kolaps pemilik nomor punggung 10 tersebut.
Baca Juga: Kalahkan Rusia, Dua Gol Lukaku bagi Belgia Dipersembahkan untuk Christian Eriksen yang Sempat Kolaps
Melansir KlikDokter, Minggu (13/6/2021), sejatinya penyakit jantung bisa menyerang siapa pun tanpa pandang bulu, termasuk para atlet sepak bola yang terbilang bugar dan masih muda.
Mulai saat itu, badan sepak bola dunia FIFA menaruh perhatian besar akan penyakit jantung yang bisa dialami pesepak bola.
Pesepak bola rentan terkena penyakit jantung?
Berdasarkan laporan Owen Anderson dalam artikelnya yang berjudul "Heart Attack Risks Are Greater for Athletes Who compete In Endurance Sports", kemungkinan pesepak bola terserang penyakit jantung sama seperti yang dialami atlet olahraga ketahanan (seperti balap sepeda, maraton, triatlon, dan lain-lain).
Penemuan ini diperoleh setelah Owen meneliti kandungan enzim cardiac troponin I pada 38 atlet sepeda yang mengikuti ajang balap Tyrolean Otztaler Radmarathon pada tahun 1999.
Baca Juga: Christian Eriksen yang Sempat Kolaps Ternyata Telpon dan Minta Laga Denmark vs Finlandia Dilanjutkan
Enzim tersebut adalah enzim yang lazim terkandung dengan jumlah yang tinggi pada darah seseorang yang terdeteksi mengalami serangan jantung.
Hasilnya, kandungan cardiac troponin I meningkat pada 13 pesepeda sebesar 34 persen setelah mengikuti ajang balap itu.
Owen berpendapat, hal ini juga berlaku bagi pesepak bola yang rata-rata harus menempuh total 9-12 km per pertandingan. Aktivitas di lapangan juga turut berpengaruh.
Misalnya saja, total mereka berlari di lapangan dalam satu pertandingan bisa mencapai rata-rata 11 km dengan 2,1 km merupakan lari cepat atau sprint.
Olahraga dengan mobilitas tinggi seperti sepak bola sangat rentan terhadap penyakit jantung. Pesepak bola profesional bahkan lebih tinggi lagi risikonya karena intensitas latihan yang tinggi dan jumlah pertandingan yang dijalani.
Sebelumnya, ada dua kejadian yang menghenyak publik sepak bola dunia soal pemain yang meninggal karena sakit jantung. Lebih parahnya lagi, pemain tersebut meninggal di lapangan.
Publik sepak bola mungkin ingat kasus meninggalnya Marc-Vivien Foe, gelandang Kamerun pada tahun 2003, ketika Kamerun bertemu Kolombia di semifinal Piala Konfederasi yang berlangsung di Prancis.
Baca Juga: Timnas Jerman dan Inggris Beri Dukungan ke Christian Eriksen
Pada menit ke-72, Foe kolaps tanpa ada yang tahu penyebabnya. Beberapa waktu kemudian, hasil otopsi lanjutan menunjukkan bahwa Foe meninggal karena pembengkakan jantung. Kondisi turunan seperti itu diketahui bisa meningkatkan risiko kematian ketika berlatih secara fisik.
Lalu, satu kejadian lagi adalah meninggalnya pemain klub Sevilla asal Spanyol, Antonio Puerta, pada 2007. Puerta ambruk saat pertandingan berlangsung. Penyebab kematiannya adalah kardiomiopati ventrikel kanan arrhythmogenic, penyakit jantung turunan yang dihubungkan dengan adanya fibro-fatty replacement patologis di otot ventrikel kanan.
Dua kejadian itu mendapat perhatian besar dunia. Sebelumnya, sudah ada riwayatnya beberapa pemain sepak bola yang tutup usia akibat penyakit jantung. Oleh karena itu, penyakit ini harus diwaspadai.
Sebelum semuanya terlambat, ada baiknya kenali gejala penyakit jantung.
Baca Juga: EURO 2020, Kronologi Christian Eriksen Kolaps di Lapangan Saat Denmark versus Finlandia
Menurut dr. Andika Widytama dari KlikDokter, awalnya gejala penyakit jantung sulit dirasakan, tapi gejala yang biasanya muncul untuk ciri-ciri penyakit jantung yang biasa kamu kenali adalah sebagai berikut:
-Nyeri di bagian dada
-Rasa tidak nyaman di bagian leger, lengan kiri, bahu, rahang, hingga punggung
-Sesak napas
-Pusing seperti berputar
-Mual dan keringat dingin
Gejala penyakit jantung memang sulit terdeteksi. Akan tetapi, jika menemui gejala yang mirip seperti di atas, lebih baik segera ke dokter untuk memeriksakannya.
Baca Juga: Sempat Kolaps di Lapangan, Kondisi Christian Eriksen Sudah Stabil
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.