JAKARTA, KOMPAS.TV - Beredar sebuah informasi di media sosial yang menyebut bahwa kapal selam KRI Nanggala-402 tenggelam di perairan Bali akibat tembakan rudal kapal asing.
Disebutkan, tembakan rudal itu berasal dari kapal selam kelas nuklir milik Perancis SSN Emeraude yang sedang menyaksikan latihan TNI di Selat Bali.
Baca Juga: Prajurit TNI AL Sempat Datangi Polsek Kalasan Minta Klarifikasi Aipda FI yang Hujat Kru Nanggala 402
Menurut narasi yang dibangun, penembakan itu dilatarbelakangi karena persaingan bisnis kapal selam antara Perancis dan Jerman.
Adalah akun Ibeqibarin yang mengunggah narasi itu di Facebook, Minggu (25/4/2021) dengan mengutip unggahan Twitter dari @plato_ids.
Adapun unggahan itu berisi sebagai berikut:
Pengamat mengatakan, ada sabotase dari cina dan dari Intelijen Jerman KRI Nanggala 402 terkena tembakan rudal kapal selam kelas nuklir prancis.
Semakin menarik utk di simak.
Menunggu kelanjutan para Petinggi TNI,
Jiwa Korsa atau jadi kambing pengecut.
Baca Juga: TNI AL Bantah KRI Nanggala-402 Tenggelam karena Kelebihan Muatan
Sedangkan isi narasi yang dikutip dari unggahan Twitter:
Rekan intelijen di Jerman mengabarkan tenggelamnya KRI Nanggala 402 akibat terkena tembakan rudal kapal selam kelas nuklir Perancis SSN Emeraude yang sedang menyaksikan latihan TNI di selat bali | terjadi persaingan bisnis kapal selam antara Perancis dan Jerman | *infovalid
Unggahan tersebut ramai menjadi perbincangan warganet di media sosial.
Karenanya, hal itu membuat Mabes TNI merasa perlu meluruskan informasi itu.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Achmad Riad memastikan bahwa kabar KRI Nanggala-402 tenggelam terkena rudal adalah hoaks.
"Tidak benar," kata Raid saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (26/4/2021).
Baca Juga: Upaya Evakuasi KRI Nanggala-402 Berlanjut, Investigasi akan Libatkan Pakar Kapal Selam
Sementara itu, pihak TNI AL melalui Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) KSAL Laksamana Muda TNI Muhammad Ali menegaskan bahwa spekulasi tersebut sangat berlebihan.
"(Ditembak) Kapal asing (yang) lewat ini saya rasa berlebihan," kata Ali dalam konferensi pers di Mabesal, Jakarta, Selasa (27/4/2021).
Ali menjelaskan, saat operasi latihan berlangsung, TNI AL banyak mengerahkan kapal perang, termasuk kapal perang berkemampuan sonar.
Artinya, kata dia, sonar tersebut seharusnya menangkap suara apabila KRI Nanggala-402 benar-benar meledak ditembak kapal asing.
Baca Juga: Wakapolda DIY Sebut Oknum Polisi Penghina Awak Kapal KRI Nanggala 402 Depresi karena Belum Menikah
"Kapal atas air itu mempunyai sonar. Kalau ada ledakan, pasti terdengar oleh sonar. Bahkan oleh telinga mata pun bisa terlihat bahwa air itu akan naik ke atas sedikit," kata dia.
Ia juga memastikan tidak adanya ledakan bukan sekadar alasan semata. Sebab, banyak kapal-kapal yang juga mengamati detik-detik hilang kontak KRI Nanggala-402 ketika itu.
"Jadi, tidak ada ledakan pada saat kejadian. Itu dari pengamatan kapal-kapal yang ikut latihan bersama KRI Nanggala kemarin," ujar dia.
Seperti diketahui, kapal selam KRI Nanggala yang merupakan buatan Jerman pada 1977 itu hilang kontak di perairan utara Bali, Rabu (21/4/2021).
Baca Juga: Polisi di Yogyakarta Hujat Awak KRI Nanggala 402, Kabareskrim Polri: Sanksinya Pidana dan Kode Etik
Tim SAR gabungan kemudian melakukan pencarian besar-besaran, termasuk dengan mendatangkan bantuan dari luar negeri.
Pada Minggu (25/4/2021), KRI Nanggala-402 dinyatakan berstatus subsunk (tenggalam) di kedalaman 853 meter.
Hingga kini, tim SAR masih terus berusaha melakukan evakuasi.
Rencananya, 53 jenazah personel KRI Nanggala-402 akan dievakuasi ke Surabaya, Jawa Timur.
Baca Juga: TNI AL Libatkan Pakar untuk Investigasi KRI Nanggala, Asrena KSAL: Bukan Sekadar Pengamat
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.