Gabriel kemudian menjelaskan pertanyaan kedua soal joki ini yakni apa yang didapatkan peserta yang menggunakan jasa joki dan mengatakan bahwa joki hanya memberikan iming-iming lolos.
“Kalau sudah ada unsur-unsur seperti ini, termasuk penipuan,” tegasnya.
Selain joki, websiter Prakerja palsu juga banyak bermunculan hingga pihaknya meminta arahan dari Bareskrim.
Baca Juga: Gelombang 13 Kartu PraKerja Dibuka Pekan Depan
Pihaknya sebagai pihak pelaksana Prakerja hanya bisa melakukan edukasi kepada masyarakat agar tidak menggunakan jasa joki Prakerja melalui media sosial.
"Di semua media komunikasi, kami getol mengedukasi masyarakat bahwa tidak ada yang bisa menjamin orang untuk menjadi peserta atau lolos menerima program Prakerja," kata Gabriel.
Jika masyarakat merasa dirugikan dengan adanya joki tersebut, kata Gabriel, mereka bisa melaporkan langsung ke polisi atau menyampaikan kepada pihaknya untuk diteruskan laporannya.
Baca Juga: Blusukan ke Pasar Klewer, Gibran Dapat Payung Cantik dan Didoakan Pedagang
Untuk diketahui, proses seleksi Kartu Prakerja dilakukan melalui sistem dan tidak ada campur tangan manusia di dalamnya.
“Proses seleksi dilakukan melalui sistem tanpa ada intervensi manusia," ujar Head of Communication Manajemen Pelaksana Prakerja, Louisa Tuhatu.
Nantinya, kata Louisa, sistem akan menampilkan seluruh Nomor Induk Kependudukan (NIK) para pendaftar dan dicocokkan dengan data Dukcapil dan daftar terlarang.
Ia mengatakan bahwa kebanyakan orang gagal di proses verifikasi ini.
“Selama ini cukup banyak orang yang gagal di dalam proses verifikasi ini," kata Louisa.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.