JAKARTA, KOMPAS.TV - Calon presiden berlatar belakang militer disandingkan dengan calon wakil presiden berlatar belakang sipil, lebih disukai publik. Hal itu terungkap dari survei Parameter Politik Indonesia yang menguji peta kompetisi calon presiden masa depan.
Dari survei terhadap 1.200 responden, ada 30,2 persen responden memilih militer-sipil untuk menjadi capres-cawapres.
Sedangkan, kombinasi pasangan sipil dan sipil sebesar 26,1 persen, diikuti dengan kombinasi sipil-militer 18,6 persen, dan militer-militer 11,1 persen. "Kombinasi latar belakang militer-sipil paling diminati publik 30,2 persen dibanding sipil-sipil 26,1 persen," kata Direktur Eksekutif Paramater Politik Adi Prayitno dalam rilisnya, Minggu (21/2/2021).
Baca Juga: Dua Jenderal Penikmat Kopi: Prabowo Kopi Kayu Manis, Moeldoko Kopi Daya Imajinasi
Survei ini mengungkapkan dari 10 nama yang disodorkan, hasilnya menempatkan Prabowo menempati posisi teratas dengan 23,1 persen, disusul Anies Baswedan 15,2 persen, diikuti Ganjar Pranowo 14,9 persen, Ridwan Kamil 6,8 persen, Tri Rismaharini 6,5 persen, AHY 6,3 persen, Sandiaga Uno 4,0 persen, Jusuf Kalla 3,9 persen, Abdul Shomad 3,7 persen dan Gatot Nurmantyo 3,5 persen. Hal ini dengan tidak memasukan nama Joko Widodo.
Adi menuturkan, Prabowo Subianto menjadi figur tak tergantikan dari calon berbasis militer secara konsisten.
"Baik pada skenario elektabilitas terbuka, maupun pada skenario elektabilitas tertutup," kata Adi.
Sementara figur militer lain yaitu Gatot Nurmantyo dan Moeldoko, masih berat bila berhadapan dengan Prabowo.
Tapi, Ketua Umum Partai Demokrat AHY dinilai relatif stabil meski elektabilitasnya cenderung stagnan dan tercecer dari calon lain.
Baca Juga: Deretan Pernyataan Anies Baswedan Soal Banjir di Jakarta
Survei Paramater Politik dilakukan pada tanggal 3 hingga 8 Februari dengan menggunakan metode simple random sampling dari 6.000 data target yang telah dipilih secara random dari kerangka sampel.
Pengumpulan data dilakukan dengan metode telepolling menggunakan kuisioner. Margin of error survei sebesar kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.