JAKARTA, KOMPAS.TV – PT. Eigerindo Multi Produk Industri (MPI) sebagai pemegang merek Eiger Adventure mengakui surat keberatan yang viral di media sosial bener.
Surat keberatan Eiger bernomor 19/Legal_Eigerindo/I/2021 itu, ditujukan kepada seorang kreator konten pemula, Dian Widiyanarko.
Pihak Eiger keberatan atas video review salah satu produk mereka yang diunggah Dian melalui kanal YouTube miliknya.
Baca Juga: Viral Surat Keberatan Eiger, Ini Tanggapan Lembaga Konsumen
Dalam sebuah surat pernyataan tertanggal 28 Januari 2021, PT MPI mengakui surat keberatan yang viral dikirimkan oleh tim internal.
Surat pernyataan yang ditanda tangani CEO PT MPI Ronny Lukito itu juga menuliskan permohonan maaf perusahaan.
“Surat yang diunggah melalui akun Twitter @duniadian benar dikirimkan oleh tim internal kami. Kami sadar, apa yang kami lakukan tidak tepat dan salah…,” pengalan surat PT MPI, dikutip Kompas TV, Jumat (29/1/2021).
Dalam surat tersebut, PT MPI menjelaskan maksud dan tujuan mengirimkan surat keberatan untuk memberi masukan kepada reviewer agar lebih baik lagi dalam membuat konten.
Baca Juga: Kronologi Viral Surat Keberatan Eiger, Komentar Fiersa Besari Hingga Penjelasan Pihak Eiger
Namun sekali lagi, PT MPI menyadari cara penyampaian yang dilakukan salah.
“Dengan kerendahan hati kami memohon maaf sebesar-besarnya atas kesalahan kami,” tulis Surat pernyataan PT MPI.
Sebelumnya merek outdoor Eiger ramai diperbincangkan netizen lantaran beredarnya surat teguran mereka yang ditujukan kepada Dian Widiyanarko.
Dear Eigerian,
— EIGER (@eigeradventure) January 28, 2021
Menanggapi tweet @duniadian dengan kerendahan hati kami sampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya. Kami menyadari apa yang kami lakukan tidak tepat dan salah.. (1/2) pic.twitter.com/UObtreQT4C
Melalui surat keberatan bernomor 19/Legal_Eigerindo/I/2021 itu, tertulis pihak Eiger menyatakan keberatannya atas video review salah satu produk mereka.
Baca Juga: Viral Youtuber @duniadian Diminta Hapus Konten oleh Eiger, Alasannya Tidak Berkualitas
Alasannya, selain masalah kualitas video, lokasi pengambilan gambar yang dianggap tidak layak untuk mengulas produk mereka.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.