"Suasana enggak bagus, nah di sinilah pertama kali kepemimpinan Jenderal Andika jadi KSAD diuji," ucap Widodo.
Baca Juga: Kolonel TNI Blak-Blakan ke KSAD: Kami Senior Kadang Tak Dipakai, Padahal Pengalaman Lebih Baik
"Diuji bagaimana bisa memecahkan permasalahan 76 Jenderal ini dan sekitar 450 Kolonel yang tak punya jabatan saat itu, beliau mempunyai misi jauh ke depan."
Setelah Jenderal Andika Perkasa menjabat sebagai KSAD, secara perlahan permasalahan tersebut bisa teratasi. Semua pati dan pamen yang menganggur bisa mempunyai jabatan.
Widodo mengungkapkan, pada awalnya banyak perwira yang tidak setuju dengan konsep yang dilakukan Jenderal Andika Perkasa untuk mengembangkan organisasi.
"Saya sendiri pernah berdiskusi dengan KSAD. Waktu saya jadi Korsali sekarang Kakorsali, saya tidak setuju dengan salah satu organisasi, kenapa dikasih bintang sekian, apa relevansinya, beban tugasnya apa, kok sampai diberi bintang tiga seperti ini," ucap Widodo.
"Tapi, setelah diberikan pemahaman dan wawasan, ternyata betul apa yang dibilang KSAD."
Baca Juga: Kabar Duka, Wakil KSAD Letnan Jenderal Herman Asaribab Meninggal Dunia
Menurutnya, dari semula banyak yang tidak setuju dengan konsep pengembangan organisasi baru tersebut, sekarang ini mereka mengakui ternyata benar konsepnya Jenderal Andika.
Contohnya, kata Widodo, seluruh Danrem di TNI AD yang mempunyai jabatan bintang satu hanya 10 orang. Sekarang seluruh Korem atau 35 Danrem yang ada di Ibu Kota Provinsi mempunyai jabatan bintang.
"Itu sangat wajar sekali. Dan itu merupakan tuntutan ke depannya," ujarnya.
Widodo menjelaskan, Danrem selaku pembina wilayah teritorial atau kewilayahan, sebelumnya kerap dianggap sepele saat hendak berkoordinasi dengan Forkopimda karena dianggap bukan levelnya.
Baca Juga: KSAD Andika Perkasa Bentuk Tim Investigasi Selidiki 4 Kasus di Intan Jaya Papua, Berikut Rinciannya
"Contohnya, Danremnya kolonel, Kapoldanya bintang dua, Lantamalnya bintang dua, Danlanudnya bintang satu, di situ ada gubernur, kita kolonel sendiri, wawasannya kurang karena belum Lemhanas," ujar Widodo.
"Kadang-kadang rekan-rekan Forkopimda melihat masih kolonel, saran kita kadang-kadang belum bisa diterima, walaupun benar saran itu, karena menganggap tidak selera."
Setelah jabatan Danrem dinaikkan pangkatnya dengan diberi bintang, kondisinya sudah jauh berbeda. Korem 84/Baskarajaya yang ada di Surabaya, misalnya, saat ini jadi harmonis sekali.
"Komunikasinya dengan Forkopimda setempat baik karena levelnya sama," kata Widodo.
Baca Juga: Pasukan TNI-Polri Geruduk Markas FPI di Petamburan, 7 Pemuda Dibawa ke Polda Metro Jaya
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.