JAKARTA, KOMPAS.TV - Pemerintah meminta masyarakat mewaspadai mutasi virus corona yang telah ditemukan di negara tetangga.
Kewaspadaan itu diperingatkan oleh Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro. Pasalnya mutasi virus corona telah ditemukan di Australia dan Singapura.
"Ada dua negara tetangga kita yang sudah kedatangan virus mutasi ini. Yang satu Australia dan kemudian baru saja Singapura. Kasusnya satu orang. Artinya kita harus lebih hati-hati karena sudah lebih dekat," kata Bambang kepada wartawan, Kamis (24/12/2020).
Namun, kata Bambang, sejauh ini belum diketahui apakah penemuan varian virus ini sudah ada atau menyebar di Indonesia. "Belum ada bukti," katanya.
Baca Juga: Vaksin BioNTech Diyakini Manjur Lawan Varian Baru Virus Corona
Varian yang ditemukan di Inggris pada akhir September lalu ini, bernama Varian Under Investigation 2020-12-01 atau VUI-202012/01.
"Per Desember sudah lebih 1.300 kasus yang terdeteksi di Inggris Raya. Sudah sangat masif di Inggris," kata Bambang.
Menurut Menristek, mutasi virus corona ini lebih cepat menular, dan tidak bisa dianggap enteng.
Tapi virus ini belum teruji seberapa besar tingkat keparahan yang ditimbulkan, begitu pula dengan tingkat kematian yang ditimbulkan.
Meskipun varian virus dari Inggris ini menyerang, Bambang meyakini, vaksin Covid-19 yang sudah ada masih tetap efektif untuk imun.
Dilansir Kompas.com, varian baru virus corona yang sedang mengganas di Inggris dipastikan masuk ke Singapura melalui seorang pelajar.
Pelajar bersangkutan diidentifikasi berjenis kelamin perempuan dan berusia 17 tahun. Dia berkebangsaan Singapura dan sedang berkuliah di Inggris sejak bulan Agustus lalu.
Korban pulang ke Singapura pada 6 Desember lalu. Sehari kemudian dia mengalami demam dan dipastikan positif Covid-19 pada 8 Desember, demikian rilis dari Kementerian Kesehatan Singapura (MOH), Rabu malam (23/12/2020).
Laboratorium Kesehatan Nasional Singapura menyatakan sedang melakukan pengurutan genom virus dari penderita Covid-19 yang mendarat dari Eropa dalam sebulan terakhir.
Total tercatat 31 pasien kasus impor Covid-19 di Singapura dari Eropa dalam kurun waktu 17 November hingga 17 Desember.
Baca Juga: Ada Temuan Corona Varian Baru di Inggris, Sejumlah Negara Eropa Blokir Penerbangan
Sejauh ini hanya pelajar itu yang dipastikan memiliki Covid-19 berjenis B117, nama dari varian baru di Inggris itu. Hasil awal laboratorium juga menunjukkan 11 pasien lain positif diserang B117, namun perlu konfirmasi lebih lanjut untuk hasil akhir.
12 pasien tidak terkena varian baru, 2 lagi belum dites, dan sisanya 5 tidak dapat dideteksi. MOH memastikan tidak ada tanda-tanda varian B117 telah menyebar di komunitas warga Singapura.
Pemerintah Inggris, melalui Perdana Menteri Boris Johnson, mengakui varian baru virus corona ini 70 persen lebih menular dibanding virus aslinya.
Selain Inggris, varian baru virus ini juga ditemukan di Belanda, Denmark, Australia, dan Afrika Selatan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.