Pada periode selanjutnya, namanya tak lagi tercantum dalam kepengurusan MUI, baik di dewan pertimbangan ataupun dewan pimpinan.
Baca Juga: Jokowi: Terima Kasih MUI Telah Jadi Jembatan Antara Ulama dan Umaro
Yusuf Martak diketahui mulai dikenal publik setelah Aksi 212. Yusuf ketika itu menjabat sebagai Ketua GNPF Ulama. Gerakan ini merupakan cikal bakal penerus GNPF MUI yang dibentuk Bachtiar Nasir.
Dalam aksinya, GNPF Ulama kerap bergabung dengan ormas Front Pembela Islam (FPI) dan Persaudaraan Alumni (PA) 212.
Adapun beberapa kegaiatan yang dilakukan antara lain Reuni Aksi 212 dan penjemputan Habib Rizieq Shihab dari Arab Saudi di Bandara Soekarno Hatta.
Kemudian, ulama lainnya yang terdepak dari kepengurusan MUI yaitu Bachtiar Nasir. Sebelumnya, Bachtiar pernah menjabat sebagai Wakil Sekretaris Dewan Pertimbangan MUI pada periode 2015-2020.
Baca Juga: Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar Terpilih Menjadi Ketua Umum MUI 2020-2025 Menggantikan Ma`ruf Amin
Bachtiar Nasir dikenal masyarakat karena kerap tampil sebagai Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF MUI).
Ia juga menjadi salah satu penggerak Aksi 411 dan Aksi 212 yang ketika itu menuntut Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok diadili karena dianggap melakukan penistaan agama.
Aksi 411 dan Aksi 212 itu lantas membuat Ahok gagal terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 2017. Ahok kalah suara dengan Anies Baswedan.
Terakhir yaitu Tengku Zulkarnain. Ulama yang satu ini dikenal publik karena berseberangan dengan pemerintah. Ia kerap mengkritik tajam kebijakan-kebijakan pemerintah.
Baca Juga: Ini Kepengurusan MUI di Bawah Kepemimpinan KH Miftachul Akhyar
Selain itu, Tengku Zul, pria itu akrab disapa, juga dekat dengan Imam Besar FPI Rizieq Shihab yang memelopori Aksi 212.
Adapun jabatannya di MUI, Tengku Zulkarnain sebelumnya pernah mengisi posisi wakil sekjen pada periode 2015-2020.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.