"Contoh saja izin ekspor lobster banyak yang diberi izin kepada perusahaan-perusahaan yang berkaitan dengan kader Gerindra dan keluarga, tetapi Prabowo justru mendiamkan saja dan bisu seribu bahasa," tutur Arief.
Baca Juga: Penyidik KPK Sambangi KKP, Ruang Kerja Menteri Edhy Prabowo Disegel
Berdasarkan hal tersebut, Arief mengatakan, Prabowo Subianto harus bertanggung jawab kepada masyarakat pemilih Gerindra atas ketidakmampuan menjaga disiplin para kadernya yang bisa menghancurkan marwah partai.
Lebih lanjut, Arief mengatakan, penangkapan Edhy Prabowo juga membuktikan bahwa lembaga antirasuah masih memiliki taring dalam menangkap pejabat korup.
Arief pun meminta masyarakat untuk terus mendukung KPK dalam menangani kasus Edhy.
Sebelumnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo, Rabu (25/11/2020) dini hari.
Baca Juga: Menhan Prabowo Pernah Memuji Menteri KKP yang Kini Ditangkap KPK
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron mengatakan, Edhy ditangkap di Bandara Soekarno-Hatta bersama sejumlah pihak dari Kementerian Kelautan dan Perikanan serta anggota keluarga.
"Tadi pagi (ditangkap) jam 1.23 di Soetta (Bandara Soekarno-Hatta). Ada beberapa dari KKP dan keluarga yang bersangkutan," kata Ghufron, Rabu pagi.
Ghufron mengatakan, penangkapan Edhy tersebut terkait dugaan korupsi dalam ekspor benur atau benih lobster.
"Benar KPK tangkap, berkait ekspor benur," kata Ghufron.
Baca Juga: DPP Gerindra Jelaskan Kasus Menteri KKP Edhy Prabowo, Arahan Ketum: Tunggu Perkembangan dari KPK
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.