LEBAK, KOMPAS.TV - Sindikat pembuat dan pengedar madu palsu Banten akhirnya terbongkar. Omzetnya bahkan capai miliaran rupiah.
Madu tersebut diedarkan ke pembeli via online atau ke pengecer. Hal ini tentu membuat masyarakat resah tentang keaslian madu yang beredar di pasaran.
Untuk itu, pembeli madu diimbau harus waspada dengan madu palsu yang banyak beredar di masyarakat.
Baca Juga: Dinkes Ungkap Bahaya Kandungan Madu Palsu Banten, Bisa Keracunan hingga Kematian
Cara Membedakan Madu Asli dan Palsu
Calon pembeli harus jeli membedakan antara madu asli dan palsu. Tak perlu khawatir, Wandi Assayid, petani madu di Lebak sekaligus pendiri Komunitas Madu Cingagoler, berbagi beberapa cara untuk membedakan antara madu asli dan palsu.
Menurutnya, ada sejumlah cara untuk membedakan antara madu asli dan palsu.
"Kalau madu lebah nyiruan atau apis cerana dari petani komunitas kami, adalah dengan meneteskan sampel madu ke piring, lalu dicampur air. Jika piringnya diputar, campuran madu dan air membentuk pola heksagonal atau sarang madu, itu dijamin asli," kata Wandi dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Rabu (11/11/2020).
Sementara dari tampilan, kata Wandi, madu asli dan palsu sulit dibedakan. Hal itu karena madu palsu yang diproduksi saat ini dibuat sangat mirip dengan aslinya.
Namun membedakan asli atau palsu bisa diketahui dari aromanya.
Madu asli, kata dia, memiliki aroma khas lebah, sedangkan madu palsu mempunyai aroma kadang harum gula.
Baca Juga: Polisi Bongkar Pabrik Madu Palsu Khas Banten, Ini Peran 3 Pelaku yang Ditgangkap
Cara lainnya adalah dengan menyimpan madu ke dalam freezer atau pendingin. Madu asli tidak akan beku namun teksturnya akan lebih kental.
Sementara madu palsu memiliki campuran gula dan akan mengendap ke bawah botol lalu mengkristal.
"Cara lainnya bisa juga dengan mengoleskan ke permukaan kertas, madu asli nempel menyerupai minyak, jika madu palsu tidak karena mengandung cairan lebih banyak," kata dia.
Wandi juga meminta calon pembeli madu patut curiga jika madu tersebut dijual dengan harga murah.
Madu asli yang diproduksi oleh petani di Lebak, kata dia, rata-rata dijual antara Rp 200.000 hingga Rp 250.000 untuk ukuran 600 ML. Jika ditawar hanya turun sedikit.
Sementara madu palsu dijual dengan harga murah, mulai Rp 50.000 hingga Rp 200.000. Jika ditawar akan turun berkali-kali lipat.
Baca Juga: Bongkar Sindikat Penjual Madu Palsu, Polisi Sebut Omzet Pelaku Sudah Mencapai Miliaran Rupiah
Terbongkarnya Madu Palsu Banten
Sebelumnya, Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Banten membongkar praktik produksi pembuatan madu palsu khas Banten.
Pada kasus tersebut, polisi menangkap tiga pelaku yang teridiri atas penjual dan pemilik pabrik pembuatan madu palsu.
Adapun ketiga pelaku yang diamankan antara lain berinisial AS. Warga Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten, berusia 24 tahun itu berperan sebagai penjual.
Kemudian, TM yang merupakan warga Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Pelaku berusia 35 tahun itu berperan sebagai karyawan pabrik madu.
Selanjutnya, MS yang merupakan warga Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Pelaku berusia 47 tahun ini berperan sebagai pemilik pabrik madu palsu.
Kapolda Banten Irjen Pol Fiandar mengatakan para pelaku nekat menjual madu palsu khas Banten karena memanfaatkan adanya pandemi Covid-19.
Sebab, masyarakat percaya madu merupakan obat untuk meningkatkan daya tahan tubuh, sehingga dianggap mampu menangkal virus corona.
“Kasian masyarakat ada Covid-19 merasa yakin kalau madu menjadi obat yang paling mujarab untuk menjaga daya tahan tubuh. Tapi sayang ternyata yang dikonsumsi madu palsu," kata Fiandar.
Fiandar menambahkan, terbongkarnya praktik produksi dan jual beli madu palsu ini berawal dari adanya laporan masyarakat.
Baca Juga: Polisi: Kandungan Madu Palsu Khas Banten Bisa Buat Diabetes
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.