Kompas TV nasional peristiwa

Romo Sindhunata: Jakob Oetama Selalu Gelisah karena Tak Pernah Merasa Mapan

Kompas.tv - 10 September 2020, 10:35 WIB
romo-sindhunata-jakob-oetama-selalu-gelisah-karena-tak-pernah-merasa-mapan
Jakob Oetama (Sumber: Pusat Informasi Kompas)
Penulis : Tito Dirhantoro

JAKARTA, KOMPAS TV - Misa pelepasan jenazah almarhum Jakob Oetama dan tutup peti berlangsung pagi ini, Kamis (10/9/2020) sejak pukul 09.00 WIB.

Misa pelepasan jenazah dan tutup peti almarhum Jakob Oetama dipimpin oleh Romo Gabriel Possenti Sindhunata.

Rangkaian pelaksanaan misa diawali dengan menyanyikan lagu pembukaan berjudul “Jikalau Gandum”. 

Baca Juga: Bambang Soesatyo Pimpin Serah Terima Jenazah Jakob Oetama, Jusuf Kalla Irup Pemakaman

“Mari bersama kita ikuti rangkaian Misa, bapak dan ibu kita awali misa dengan menyanyikan lagu pembukaan Jikalau Gandum,” kata Romo Gabriel Possenti Sindhunata.

Dalam kesempatan tersebut, Romo Sindhunata mengatakan Jakob Oetama merupakan orang yang selalu gelisah.

Namun, kata Romo Sindhunata, kegelisahan Jakob Oetama bukan karena hatinya gundah. Tetapi karena dirinya tak pernah merasa mapan. 

Menurut Romo Sindhunata, Jakob Oetama gelisah kalau surat kabar harian Kompas belum mapan dan besar. 

Baca Juga: Misa Pelepasan Jenazah Almarhum Jakob Oetama dan Tutup Peti Dipimpin Romo Sindhunata

Juga ia akan gelisah jikalau karyawan Kompas belum merasakan kesejahteraan dalam hidupnya sebagaimana yang selalu dimimpikannya. 

“Meskipun Pak Jakob sukses gilang gemilang, tapi masih menyisakan keraguan dan menderita kerapuhan,” ujar Romo Sindhunata.

Menurut Romo Sindhunata, hanya Jakob Oetama seorang yang bisa merasakan dirinya menangis dalam kegelisahannya tersebut. 

Romo Sindhunata menilai pantas bila Jakob Oetama kerap merasa gelisah karena dalam perjalanan hidupnya melalui kegagalan dan kerapuhan.

Baca Juga: Cerita Doni Monardo Saat Beri Pohon Ulin ke Jakob Oetama: Beliau Sangat Peduli Lingkungan

Karena pengalaman kejatuhan dan kegagalannya itulah, kata Romo Sindhunata, Jakob Oetama kemudian dimatangkan untuk tidak menjadi yang munafik.

Sementara itu, Direktur Kompas TV Richard Bagun mengatakan bahwa Jakob Oetama meski bergerak dalam dunia usaha, tetapi jarang berbicara bisnis.

Sebaliknya, Jakob kerap berbicara mengenai isu-isu strategis kemanusiaan dan ke-Indonesiaan. Jakob Oetama selalu berpesan semua orang tidak dilahirkan sama.

“Orang yang kuat harus membantu yang lemah,” ujar Richard. 

Jakob Oetama meninggal dunia di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta pada Rabu (9/9/2020) dalam usia 88 tahun.

Baca Juga: Wamenag: Jakob Oetama Legenda Pers Nasional yang Independen dan Merdeka

Jakob wafat karena mengalami gangguan multiorgan. Usia yang sudah sepuh memperparah kondisi Jakob hingga akhirnya mengembuskan napas terakhir.

Dokter Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading Felix Prabowo Salim mengatakan, kondisi awal Jakob Oetama saat masuk rumah sakit sudah mengalami gangguan multiorgan.

Dia pertama kali masuk ke rumah sakit pada 22 Agustus 2020. Kondisinya sempat membaik, tetapi kemudian memburuk lagi. Hingga pada Minggu (6/9/2020) sore, Jakob mengalami koma.

“Selama perawatan sempat sebenarnya naik turun, di mana selama perawatan hampir lebih dari dua minggu sempat membaik dan terjadi penurunan," uja Felix.

Baca Juga: Sifat Perhatian Jakob Oetama di Mata Karyawan

"Hanya pada saat-saat terakhir karena faktor usia dan kondisi semakin memburuk, akhirnya beliau meninggal."




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x