4. Masalah pencernaan
Diet tinggi protein yang membatasi karbohidrat biasanya rendah serat, yang dapat menyebabkan masalah pencernaan seperti sembelit.
Selain itu, konsumsi makanan yang terlalu banyak mengandung susu atau produk olahan dapat menyebabkan diare, terutama bagi mereka yang tidak toleran laktosa.
Makanan berlemak atau daging goreng juga dapat memicu masalah pencernaan.
5. Bau mulut
Konsumsi makanan tinggi protein juga dapat memicu bau mulut. Pasalnya, membatasi karbohidrat dapat menyebabkan tubuh mengalami metabolisme atau ketosis.
Proses ini menghasilkan senyawa kimia yang berbau tidak sedap, sehingga menyebabkan bau mulut. Bau mulut ini sulit hilang meskipun menjaga kebersihan mulut dengan baik.
6. Peningkatan risiko kanker
Beberapa studi menunjukkan, diet tinggi protein yang berbasis daging merah, dapat meningkatkan risiko berbagai jenis kanker, seperti kanker usus besar, payudara, dan prostat.
Peneliti percaya bahwa hal ini bisa disebabkan oleh kandungan hormon, senyawa karsinogenik, serta lemak yang ada dalam daging merah.
Sebaiknya, konsumsi protein dari sumber lain, seperti kacang-kacangan dan ikan, yang telah terbukti terkait dengan penurunan risiko kanker.
Baca Juga: Ahli Gizi Ingatkan Proporsi Protein dan Mineral dalam Makan Bergizi Gratis Harus Terpenuhi
7. Penyakit jantung
Makan terlalu banyak daging merah dan produk susu tinggi lemak dalam diet tinggi protein dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Asupan lemak jenuh dan kolesterol yang tinggi dapat memicu masalah kesehatan jantung.
Sebuah studi pada 2010 menunjukkan, konsumsi daging merah dan produk susu penuh lemak meningkatkan risiko penyakit jantung koroner pada wanita.
Sebaliknya, konsumsi unggas, ikan, dan kacang-kacangan dapat menurunkan risiko penyakit jantung.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : WebMD
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.