Kompas TV lifestyle tren

5 Jenis Stress Language dan Ciri-cirinya

Kompas.tv - 2 Januari 2025, 03:00 WIB
5-jenis-stress-language-dan-ciri-cirinya
Ilustrasi marah, stres, frustrasi, teriak, overwhelmed (Sumber: Usman Yousaf on Unsplash)
Penulis : Switzy Sabandar | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV- Stress language atau bahasa stres adalah cara seseorang merespons atau mengekspresikan stres. Hal ini merupakan pola perilaku yang terbentuk dari kebiasaan seseorang dalam merespons stres. 

Melansir laman Psychology, stress language adalah cara unik setiap individu merespons dan mengekspresikan stres. Setiap orang bisa memiliki respons stres yang beragam.

Hal ini terbentuk dari kebiasaan dan pengalaman hidup. Berikut macam-macam stress language.

Baca Juga: Psikolog Forensik: Utang dan Stres Finansial Bisa Sebabkan Bunuh Diri

1. The exploder

Seseorang dengan jenis stress language the exploder cenderung memiliki reaksi yang meledak-ledak saat menghadapi situasi yang menegangkan. Mereka dapat mengeluarkan kemarahan dengan cara meledak-ledak.

Mereka juga cenderung mencari kambing hitam atas situasi yang membuat mereka stres. Setiap situasi stres dianggap sebagai ancaman yang harus dilawan.

2. The imploder

Stress language the imploder adalah salah satu cara merespons stres dengan cenderung memendam perasaan dan emosi negatifnya. Alih-alih mengekspresikan stres secara terbuka, mereka memilih untuk menyimpannya di dalam diri.

Orang dengan tipe ini sering kali merasa kesulitan untuk mengungkapkan perasaan mereka, terutama yang bersifat negatif seperti marah, sedih, atau kecewa. Mereka cenderung menyalahkan diri sendiri atas segala masalah yang terjadi.

Tipe the imploder juga akan berusaha menghindari konflik dengan cara menghindar dari situasi yang membuat mereka stres.

3. The fixer

The Fixer adalah tipe orang yang cenderung langsung bertindak dan mencoba memperbaiki sesuatu ketika merasa stres. Bahkan, jika sebenarnya tidak ada yang perlu diperbaiki atau jika perbaikan tersebut bukan urusan mereka.

The fixer cenderung mengambil inisiatif untuk mencari solusi dan memperbaiki situasi, bahkan jika orang lain belum meminta bantuan. Mereka sering merasa bahwa mereka tahu apa yang terbaik dan bagaimana menyelesaikan masalah dengan cepat dan efisien.

4. The denier

Jenis stress language ini akan membuat seseorang menghindari stres dengan berusaha mencari sesuatu yang positif di dalamnya. Cara ini memang tidak sepenuhnya salah. 

Namun, kebiasaan ini bisa menyebabkan seseorang menghadapi situasi buruk yang sama berulang kali.

5. The number

Seorang the number akan berusaha membuat dirinya mati rasa terhadap perasaan stres. Alhasil, mereka mungkin terlihat baik-baik saja meski sebenarnya sedang berada dalam kondisi penuh tekanan.

Baca Juga: Mengenal Ciri-Ciri Stress Eating dan Cara Mengatasinya

Sayang, tak jarang seorang number akan mengalihkan stresnya ke hal-hal yang merugikan, seperti penyalahgunaan alkohol, penggunaan media sosial secara berlebihan, sampai kecanduan game.


 




Sumber : Psychology




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x