Kompas TV lifestyle travel

Pengumuman! Kawasan Gunung Bromo dan Lautan Pasir Ditutup 29-30 Desember, Ada Ritual Wulan Kapitu

Kompas.tv - 26 Desember 2024, 21:33 WIB
pengumuman-kawasan-gunung-bromo-dan-lautan-pasir-ditutup-29-30-desember-ada-ritual-wulan-kapitu
Akses wisata di Gunung Bromo, Jawa Timur, akan dibatasi saat puncak ritual suci Wulan Kapitu yang menjadi tradisi turun-temurun warga Suku Tengger pada Desember 2024 hingga Januari 2025. Puncak Wulan Kapitu dimulai pada Minggu tanggal 29 Desember 2024 pukul 18.00 WIB dan berlangsung hingga Senin tanggal 30 Desember 2024 pukul 18.00 WIB. (Sumber: ANTARA/VICKI FEBRIANTO)
Penulis : Dina Karina | Editor : Vyara Lestari

PROBOLINGGO, KOMPAS.TV - Bagi wisatawan yang ingin mengunjungi kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) di Jawa Timur pada tanggal 29-30 Desember 2024, ada baiknya memperhatikan informasi terbaru dari masyarakat sekitar. Pasalnya, Gunung Bromo, Laut Pasir, Savana dan Mentigen tidak bisa diakses kendaraan bermotor para wisatawan maupun warga selama dua hari itu, kecuali dalam kondisi darurat. 

Selama dua hari tersebut, akan diadakan ritual suci Wulan Kapitu yang menjadi tradisi turun-temurun warga Suku Tengger. Puncak Wulan Kapitu dimulai pada Minggu tanggal 29 Desember 2024 pukul 18.00 WIB dan berlangsung hingga Senin tanggal 30 Desember 2024 pukul 18.00 WIB.

"Penutupan kawasan wisata di Kaldera Tengger diberlakukan pada periode tersebut untuk memastikan ritual berlangsung khidmat," kata Sekretaris Paruman Dukun Pandita Tengger Bambang Suprapto seperti dikutip dari Antara, Kamis (26/12/2024). 

Baca Juga: 80 Persen Penyebab Kecelakaan Angkutan Umum Pengemudi Kelelahan, Kemenhub Peringatkan Bus Pariwisata

"Wulan Kapitu yang berarti bulan ketujuh dalam penanggalan Jawa adalah bulan suci bagi masyarakat Tengger. Tradisi itu sarat nilai spiritual dan menjadi momen mendekatkan diri kepada Tuhan melalui serangkaian ritual," tambahnya. 

Bambang menyampaikan, masyarakat Suku Tengger mengadakan ritual Tapabrata di awal dan akhir bulan Wulan Kapit, termasuk puasa mutih. Sehingga, mereka membutuhkan ketenangan.

Puasa mutih yang menjadi inti tradisi itu, lanjutnya, dilakukan dengan pantangan mengonsumsi gula, garam dan makanan yang menggugah nafsu duniawi. Ritual itu bertujuan meningkatkan kemampuan spiritual masyarakat Tengger dalam menjaga harmoni dengan alam.

Baca Juga: Simak ! Ini Kebijakan Baru Penalti Refund dan Reschedule Tiket Kapal di Aplikasi Ferizy

Seperti diketahui, masyarakat Tengger dikenal sebagai penjaga tradisi, termasuk upacara keagamaan yang berpusat pada Gunung Bromo, gunung yang disakralkan dan dianggap sebagai perwujudan Dewa Brahma.

Sementara itu, pihak Balai Besar TNBTS mendukung pelaksanaan Wulan Kapitu dengan menutup akses kendaraan bermotor di beberapa titik mulai 29 Desember 2024 pukul 15.00 WIB hingga 30 Desember 2024 pukul 23.59 WIB di jalur masuk ke Kaldera Tengger dari arah Probolinggo, Pasuruan, Malang dan Lumajang akan dibatasi.

Namun, wisatawan tetap dapat menikmati destinasi lain seperti Ranu Regulo yang tidak terdampak kebijakan ini.

Baca Juga: Beli Tiket di Aplikasi MRT Jakarta Bisa Bayar Pakai GoPay Mulai 26 Desember 2024

Kawasan Kaldera Tengger akan dibuka kembali pada tanggal 31 Desember 2024 pukul 00.01 WIB dan memberikan pengalaman unik bagi wisatawan untuk merayakan Tahun Baru dalam suasana tenang dan sakral.

Ritual penutupan tersebut akan berakhir pada Senin tanggal 27 Januari 2025 pukul 18.00 WIB hingga Selasa tanggal 28 Januari 2025 pukul 18.00 WIB, sehingga penutupan akses wisata kembali diberlakukan untuk menghormati momen puncak penutupan Wulan Kapitu.

Kepala Balai Besar TNBTS Rudijanta Tjahja Nugraha mengimbau masyarakat, wisatawan, dan pelaku jasa wisata untuk menghormati kebijakan tersebut untuk menghormati warga Suku Tengger.

Baca Juga: Badan Gizi Nasional Bantah Informasi yang Sebut Orang Tua Harus Beli Wadah Makan Bergizi Gratis

"Kami berharap semua pihak mendukung pelestarian tradisi itu sebagai bagian dari upaya menjaga kearifan lokal masyarakat Tengger," katanya.

Tradisi Wulan Kapitu adalah salah satu warisan budaya yang tidak hanya melestarikan adat, tetapi juga menjadi cerminan harmoni antara manusia dan alam.

Wisatawan diharapkan memahami dan menghormati tradisi itu karena menjadi wujud apresiasi terhadap kekayaan budaya Indonesia.


 




Sumber : Antara




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x