JAKARTA, KOMPAS.TV- Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) resmi melarang peredaran latiao. Hal ini terjadi setelah kasus keracunan yang terjadi di sejumlah daerah di Indonesia.
Dikutip dari laman resminya, BPOM menemukan adanya indikasi kontaminasi bakteri Bacillus cereus pada produk tersebut.
Pihak BPOM memeriksa 73 produk latiao yang beredar di Indonesia, empat di antaranya terbukti mengandung bakteri Bacillus cereus.
Baca Juga: Tercemar Bakteri Bacillus saat Penyimpanan, Camilan Stik Pedas 'Latiao' Akibatkan 12 Siswa Sakit!
Melansir laman Cleveland Clinic, Bacillus cereus atau B. cereus adalah organisme mikroskopis yang melepaskan racun berbahaya (toksin). Bakteri ini menyerang usus menyebabkan keracunan makanan.
Bakteri ini dapat menghasilkan racun yang menyebabkan dua jenis penyakit gastrointestinal, yaitu sindrom emetik (muntah) dan sindrom diare. Makanan yang umum menyebabkan keracunan makanan setelah terkontaminasi bakteri Bacillus cereus meliputi, ikan, susu dan turunannya, daging, sayuran, nasi, pasta, kue kering, hingga sushi.
Gejala Infeksi Bacillus Cereus
Gejala penyakit akibat Bacillus cereus biasanya muncul 1 hingga 6 jam setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi. Gejala ini bisa berlangsung hingga 24 jam, membuat orang yang terinfeksi merasa lemah dan dehidrasi.
Akibat infeksi bakteri mikroskopis ini tidak hanya bisa memengaruhi saluran pencernaan (gastrointestinal), tetapi bagian tubuh lainnya. Akibat infeksi bakteri Bacillus cereus pada saluran pencernaan bisa menyebabkan masalah kesehatan berikut:
1. Diare
Dikutip dari WebMD, Anda dapat mengalami diare sebagai dampak infeksi bakteri B. cereus yang umum karena enterotoksin. Enterotoksin adalah zat berbahaya bagi sistem pencernaan yang diproduksi oleh bakteri tertentu.
Keracunan makanan biasanya akan muncul 6-15 jam setelah Anda mengonsumsi makanan yang mengandung bakteri, dalam kasus ini latiao yang terkontaminasi bakteri Bacillus cereus.
2. Muntah
Akibat umum lainnya jika saluran pencernaan terinfeksi bakteri B. cereus adalah muntah atau disebut emesis. Anda bisa mengalami muntah-muntah antara 1-6 jam setelah mengonsumsi makanan yang mengandung bakteri ini.
Selain latiao yang sudah terkontaminasi, sebenarnya makanan yang paling sering dihinggapi bakteri B. cereus dan menyebabkan muntah adalah nasi.
Penyakit yang lebih parah akibat infeksi bakteri B. cereus non-intestinal, meliputi bakteremia, endophthalmitis, abses, meningitis, dan radang paru-paru. B. cereus non-intestinal umum ditemukan di debu, tanaman, tanah, dan air.
Baca Juga: RESMI! BPOM Tarik Peredaran Produk Latiao di Indonesia karena Tercemar Bakteri
Bakteri ini umum menyerang bagian mata, sistem pernapasan, dan luka. Endoftalmitis menyebabkan penyakit yang paling parah.
Gejala infeksi mata yang mengancam jiwa ini dapat meliputi sakit mata, kelelahan, demam, jumlah sel darah putih tinggi (leukositosis), penglihatan rendah, mata merah, dan ulkus kornea berbentuk cincin.
Beberapa orang yang menderita endoftalmitis mungkin akhirnya kehilangan matanya.
Sumber : Cleveland Clinic, Web MD
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.