Menurut studi, jumlah kafein yang diperlukan untuk bisa memicu nyeri dada umumnya sangat tinggi. Selain itu, mengalami nyeri dada setelah mengonsumsi kafein juga dapat mengindikasikan masalah kesehatan serius.
Baca Juga: Simak, Berikut Manfaat Kopi Pahit Tanpa Gula: Salah Satunya Mengatasi Obesitas
Minum secangkir kopi di pagi hari dapat membantu melancarkan buang air besar. Hal ini karena konsumsi kafein memicu pelepasan gastrin, hormon yang diproduksi perut dan mempercepat aktivitas usus besar.
Kafein juga merangsang gerakan usus dengan mendorong gerakan peristaltik. Alasan ini juga menjadi penyebab asupan kafein dalam dosis besar dapat menyebabkan buang air besar atau bahkan diare pada beberapa orang.
Menariknya, studi juga menemukan bahwa kopi tanpa kafein (decaf) juga terbukti menghasilkan respons yang serupa.
Kafein dapat berfungsi sebagai psikostimulan yang merangsang sistem saraf pusat. Bagi sebagian orang, konsumsi kafein dalam jumlah kecil dapat meredakan sakit kepala.
Namun, konsumsi terlalu banyak kafein juga dapat menjadi penyebab sakit kepala. Kafein juga dapat memicu caffeine rebound. Setelah minum banyak kafein, Anda mungkin akan mengalami gejala setelah berhenti minum dan manfaat awalnya hilang.
Untuk individu yang sering mengalami sakit kepala, sebaiknya hindari mengonsumsi kafein sehari-hari.
Tanda tubuh kelebihan kafein selanjutnya adalah cepat marah. Menurut studi, orang yang memiliki masalah kecemasan atau kondisi psikologis lainnya mungkin mengalami iritabilitas meskipun mengonsumsi kafein dalam jumlah sedikit.
Jika asupan sedikit kafein membuat Anda gampang marah, sebaiknya hindari asupan kafein sepenuhnya.
Baca Juga: Gelisah usai Minum Kopi, Benarkah Kafein Menyebabkan Kecemasan?
Kafein bersifat menstimulasi kandung kemih. Asupan kafein yang terlalu banyak dapat meningkatkan frekuensi buang air kecil.
Sebuah penelitian melibatkan 12 orang muda hingga usia paruh baya dengan kandung kemih terlalu aktif yang mengonsumsi 4,5 mg kafein per kilogram berat badan setiap hari.
Para peneliti menemukan, para partisipan mengalami peningkatan frekuensi dan urgensi buang air kecil yang signifikan.
Selain itu, asupan kafein yang tinggi dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya inkontinensia yaitu kehilangan kontrol terhadap kandung kemih, pada orang dengan kandung kemih yang sehat.
Sumber : Medical News Today
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.