JAKARTA, KOMPAS.TV- Pare atau bitter melon merupakan kerabat labu yang kerap di manfaatkan sebagai obat herbal. Meski rasanya pahit, pare juga digunakan dalam berbagai masakan Indonesia.
Pare mengandung alphamomorchorin, betamomorchorin, dan momordica antiviral protein 30 (MAP30) sebagai anti Human Immunodeficiency Virus (HIV). Meski begitu, sayuran bernama Momordica charanti tidak boleh dilonsumsi secara berlebihan.
Melansir laman Healhtline, konsumsi pare dalam jumlah berlebih dapat menimbulkan beberapa efek samping bagi kesehatan. berikut beberapa dampak negatif konsumsi pare berlebihan.
1. Keracunan
Dampak negatif konsumsi pare berlebihan yang pertama adalah keracunan. Pare mengandung cucurbitacin, senyawa pahit yang dapat menyebabkan efek samping pencernaan pada beberapa orang, seperti mual, muntah, diare, dan sakit perut.
Baca Juga: Kurang Populer tapi Sarat Guna, Ini 5 Manfaat Tanaman Vervain untuk Kesehatan
Beberapa orang memiliki alergi terhadap cucurbitacin dapat mengalami sesak napas. Keracunan cucurbitacin dalam pare rentan dialami anak-anak.
2. Diare
Kandungan serat yang tinggi pada pare mampu mencegah susah buang air besar atau sembelit. Namun, konsumsi pare berlebihan telah dikaitkan dengan masalah pencernaan, terutama diare dan sakit perut.
3. Meningkatkan potensi keguguran
Pare merupakan salah satu sayur yang tidak dianjurkan untuk ibu hamil, terlebih bila dikonsumsi berlebihan. Menurut penelitian berjudul "Forbidden Foods for Healthy Pregnancy" dalam International Journal of Scientific Research and Reviews pada 2018, pare bisa memicu kontraksi rahim sehingga dapat menyebabkan keguguran.
Kontraksi rahim dapat menyebabkan perdarahan, abortus, dan persalinan prematur. Biji pare mengandung visin (vicine) yang dapat menyebabkan favism atau kondisi kekurangan enzim glukosa-6-fosfat dehidrogenase (G6PD) pada ibu hamil.
Dalam sebuah percobaan, kandungan zat protein pare yang disebut momorcharin diketahui memiliki efek menghambat spermatogenesis pada anjing percobaan dan memiliki efek antifertilitas pada tikus betina. Penelitian tersebut membuktikan terjadi penurunan kesuburan dan keguguran pada beberapa percobaan.
Diduga, pare memiliki efek yang sama berbahayanya bagi manusia.
4. Membawa dampak buruk untuk kesehatan hati
Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Analytical Biochemistry pada 2016, menemukan bahwa ekstrak air pare dosis tinggi dapat menyebabkan hepatotoksisitas.
Hepatoksisitas adalah kondisi organ hati yang mengalami kerusakan akibat zat-zat beracun. Ada kemungkinan pare yang dikonsumsi dalam jangka waktu lama dan dosis tinggi bisa menyebabkan peradangan hati.
Hal ini mungkin bisa disebabkan oleh senyawa momorcharin dalam pare.
5. Membawa masalah untuk kesehatan ginjal
Tak hanya hati, pare juga membawa dampak buruk untuk kesehatan ginjal. Sebuah studi yang diterbitkan di Journal of Nephropathology pada 2014 menemukan bahwa pemberian dosis pare hingga 4.000 mg/kg berat badan ke tikus putih dianggap aman.
Sebab tidak menunjukkan efek pada fungsi ginjal tikus percobaan tersebut, namun lebih dari itu bisa memicu masalah ginjal.
6. Irama jantung tidak teratur
Dampak negatif konsumsi pare berlebihan selanjutnya adalah irama jantung tidak teratur. Studi kasus berjudul "A case of atrial fibrillation due to Momordica charantia (bitter melon)" dalam jurnal Annals of Saudi Medicine pada 2010 melaporkan kasus mengenai seorang laki-laki berusia 22 tahun yang tidak punya riwayat kelainan irama jantung, secara mengejutkan mengalaminya setelah minum jus pare.
Irama jantung yang tidak teratur dapat menyebabkan penggumpalan darah di satu sisi jantung. Jika kondisi ini terus terjadi, trombosit akan membentuk gumpalan dan dapat menyebabkan serangan jantung atau stroke.
Laporan tersebut juga menyebut bahwa pare aman dikonsumsi manusia dengan dosis 20 mg/kg berat badan. Akan tetapi, tingkat racun atau toksisitas pare bahkan dapat menimbulkan kematian bagi hewan laboratorium jika diberikan ekstrak pare dosis tinggi.
Selain itu, buah dan biji pare memiliki tingkat toksisitas yang lebih besar daripada daunnya.
Baca Juga: Sumber Protein Baik, Ini 6 Ragam Manfaat Edamame untuk Kesehatan
7. Mengganggu pengobatan pasien diabetes
Obat untuk menurunkan gula darah tidak dianjurkan untuk dikonsumsi bersamaan dengan pare. Sebab, pare juga dapat membuat gula darah menurun.
Bila obat penurun gula darah dan pare dikonsumsi bersamaan dikhawatirkan akan menyebabkan kadar gula darah terlalu rendah. Hal ini tentunya bisa berbahaya.
Pare bukanlah obat untuk mengatasi pradiabetes ataupun diabetes, meskipun sayur ini sudah terbukti dapat menurunkan gula darah. Faktanya, pare tidak lebih efektif daripada dosis rendah obat diabetes yang sudah disetujui.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.