Kompas TV lifestyle kesehatan

Waspada saat Ibadah Haji, Mengenal MERS, Bahaya dan Gejala yang Ditimbulkan Flu Unta

Kompas.tv - 10 Mei 2024, 15:19 WIB
waspada-saat-ibadah-haji-mengenal-mers-bahaya-dan-gejala-yang-ditimbulkan-flu-unta
Ilustrasi Unta (Sumber: Pixabay)
Penulis : Ade Indra Kusuma | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan adanya kasus Middle East respiratory syndrome coronavirus (MERS-CoV) di laman resminya pada Rabu (8/5/2024) mendekati waktu ibadah haji.

Pengumuman itu disampaikan setelah adanya laporan dari Kementerian Kesehatan Kerajaan Arab Saudi. Dalam laporan yang dilansir dari WHO pada Rabu (8/5/2024), terdapat tiga kasus MERS-Cov antara 10 hingga 17 April dan salah satunya meninggal dunia.

Ketiga penderita MERS-Cov adalah pria dewasa yang tinggal di Riyadh, berusia 56-60 tahun dengan komorbid yang bersifat kronis, seperti hipertensi, gagal ginjal kronis, penyakit jantung, dan penyakit hati.

Baca Juga: Cuaca Panas, Jamaah Calon Haji Diminta Jaga Kesehatan

Satu kasus meninggal dunia merupakan kasus nomor pertama (index case) yang berusia 56 tahun dengan komorbid hipertensi dan gagal ginjal kronis yang memerlukan perawatan hemodialisis (cuci darah).

Oleh karenanya, penting untuk kita waspada, terutama para calon jamaah haji. Mungkin kita bisa berhati-hati dengan mengenal profil penyakit ini beserta gejalanya, yang akan diulas berikut ini.

Apa yang dimaksud MERS-Cov?

Mengutip WHO, Middle East respiratory syndrome coronavirus (MERS-CoV) adalah virus yang ditularkan ke manusia dari unta dromedaris (unta Arab) yang terinfeksi. Ini termasuk dalam virus zoonosis, artinya ditularkan antara hewan dan manusia, bisa juga ditularkan melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan hewan yang terinfeksi.

MERS-CoV telah diidentifikasi pada dromedaris di beberapa negara di Timur Tengah, Afrika dan Asia Selatan.

Secara total, 27 negara telah melaporkan kasus MERS-CoV sejak 2012. Tercatat sudah ada 858 kematian yang diketahui akibat infeksi MERS-CoV dan komplikasinya.

Asal muasal virus ini belum sepenuhnya dipahami, tetapi berdasarkan analisis genom virus yang berbeda, diyakini bahwa virus ini mungkin berasal dari kelelawar dan kemudian ditularkan ke unta pada suatu waktu di masa lalu.

Penularan dari manusia ke manusia mungkin terjadi, tetapi sejauh ini sedikit kasus yang ditemukan di antara anggota keluarga yang tinggal serumah.

Baca Juga: Perjuangan Nenek Berangkat Haji, Tabung Uang Ngajar Ngaji Puluhan Tahun di Lipatan Buku

Justru di layanan kesehatan, penularan dari manusia ke manusia tampaknya lebih sering terjadi. Apa saja gejala MERS-Cov?

Merujuk Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, masa inkubasi MERS-Cov biasanya sekitar 5 atau 6 hari, tetapi bisa juga natara 2 sampai 14 hari.

Apa saja gejala MERS-Cov?

Merujuk Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, masa inkubasi MERS-Cov biasanya sekitar 5 atau 6 hari, tetapi bisa juga natara 2 sampai 14 hari.

Untuk diketahui bahwa masa inkubasi adalah waktu antara saat seseorang terinfeksi MERS-Cov hingga muncul gejalanya.

MERS-Cov secara klinis biasa saja bersifat asimtomatik atau tidak bergejala. Namun, sebagian besar kasus konfirmasi MERS-Cov mengalami sindrom saluran pernapasan akut yang berat.

Lalu, gejala MERS-Cov pada tahap awal yang paling sering adalah:

  • Demam
  • Batuk
  • Sesak napas

Beberapa kasus juga mengalami gejala gastrointestinal, seperti diare dan mual/muntah. Kebanyakan kasus MERS-Cov disertai komplikasi yang parah, seperti pneumoni dan gagal ginjal. Sekitar 35 persen kasus yang dilaporkan terinfeksi MERS-Cov telah meninggal.

Sebagian besar kasus meninggal karena kondisi medis yang sudah ada sebelumnya (komorbid), seperti penyakit ginjal, kanker, penyakit paru-paru kronis, hipertensi, penyakit jantung, dan diabetes, serta karena sistem kekebalan yang lemah, dan orang yang berusia tua.

Sedangkan, beberapa kasus yang terinfeksi memiliki gejala ringan (seperti flu) atau tanpa gejala dapat sembuh.

Orang yang dicurigai terinfeksi MERS-Cov harus masuk ke dalam ruang perawatan isolasi selama munculnya gejala hingga 24 jam setelah gejala hilang. Tidak ada vaksin atau pengobatan antivirus yang spesifik bagi penderita MERS-CoV.

Pada umumnya penderita hanya mendapatkan pengobatan yang bersifat suportif berdasarkan gejala yang dialami pasien. Pada kasus MERS-Cov yang parah, pengobatan juga termasuk untuk pemulihan fungsi organ-organ vital.


 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x