JAKARTA, KOMPAS.TV - Tanggal 29 Februari 2024 merupakan tanggal yang istimewa bagi sebagian orang. Pasalnya, tanggal ini hanya datang empat tahun sekali pada tahun kabisat.
Oleh karena itu, 29 Februari 2024 yang akan jatuh pada Kamis besok menandakan bahwa tahun 2024 merupakan tahun kabisat.
Tahun kabisat adalah tahun yang dapat dibagi empat. Contoh tahun kabisat yakni 2020, 2024, 2028, dan seterusnya.
Tahun kabisat terjadi setiap empat tahun sekali, di mana salah satu tandanya yaitu bulan Februari terdiri dari 29 hari.
Baca Juga: Kalender Maret 2024 Lengkap dengan Tanggal Merah Libur Nasional dan Cuti Bersama
Ketika bukan tahun kabisat, Februari terdiri dari 28 hari dan jumlah hari dalam satu tahun adalah 365.
Inilah yang membuat mereka yang lahir pada 29 Februari, hanya bisa merayakan ulang tahun 4 tahun sekali sesuai tanggal lahirnya.
Melansir Kompas.com, Rabu (28/2/2024), kalender Mesir Kuno, yang dalam satu tahun terdiri dari 12 bulan dan berjumlah 365 hari, diadopsi oleh bangsa Romawi.
Julius Caesar, pencipta kalender Julian, menemukan hal kurang tepat dari kalender Mesir Kuno.
Julius Caesar kemudian memerintahkan astronom Republik Romawi, Sosigenes, untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Sosigenes menemukan bahwa satu tahun revolusi Bumi sama dengan 365,25 hari
Untuk itu, Sosigenes mengusulkan penambahan satu hari pada bulan Februari setiap empat tahun sekali.
Baca Juga: Kalender Jawa Maret 2024 Lengkap dengan Weton dan Penanggalan Hijriah, Ini Link Unduh PDF-nya
Sejak saat itulah mulai dikenal tahun kabisat dan ada tanggal 29 Februari setiap empat tahun sekali.
Dengan demikian, dalam Kalender Julian, setiap tiga tahun terdapat 365 hari, dan setiap tahun ke-4 disebut tahun kabisat yang memiliki 366 hari.
Kalender Julian terus digunakan selama berabad-abad hingga Paus Gregorius XIII menemukan ada penghitungan yang kurang tepat.
Cara menghitung tahun kabisat Kalender Julian yang dipastikan datang setiap empat tahun sekali tanpa kecuali dinilai salah.
Dalam hitungan dalam Kalender Julius, di mana satu tahun adalah 365,25 hari, ternyata kelebihan.
Sementara Paus Gregorius XIII dan timnya menemukan satu tahun yang sebenarnya dihitung sebagai 365,242 hari.
Meski selisihnya terasa sangat sedikit, tetapi selisih waktu tersebut yang terakumulasi selama berabad-abad dapat menggeser waktu equinox.
Baca Juga: Cara Cek Pendaftaran Kartu Prakerja 2024 Lolos atau Tidak, Akan Muncul Notifikasi Ini
Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, kriteria tahun kabisat diubah tidak sesederhana penghitungan Kalender Julian yang dipastikan akan terjadi setiap empat tahun sekali.
Menurut Paus Gregorius XIII, sistem kabisat berlaku empat tahun sekali kecuali tahun yang tidak habis dibagi 400.
Misalnya, tahun 2000 merupakan tahun kabisat, tetapi tidak dengan tahun 2100, 2200, atau 2300.
Sistem penanggalan ini mulai diterapkan pada 1582, yang kemudian dikenal sebagai Kalender Gregorian atau Kalender Masehi.
Sumber : Kompas TV, Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.