JAKARTA, KOMPAS.TV - Bubur fortifikasi menjadi salah satu makanan pendamping ASI (MPASI) untuk bayi berusia 6 bulan ke atas.
Dikutip dari laman WebMD, bubur fortifikasi merupakan makanan yang telah melalui proses penambahan nutrisi seperti vitamin, mineral, dan zat gizi mikro lainnya yang tidak terdapat secara alamiah dalam makanan.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), MPASI fortifikasi atau biasa juga disebut dengan MPASI instan sangat aman untuk bayi.
Makanan instan dibuat berdasarkan ketentuan khusus yang ditetapkan oleh lembaga kesehatan dunia (WHO).
Ketentuan ini meliputi standar keamanan, higienitas dan kandungan nutrisi. Lalu, bagaimana cara memiliki bubur fortifikasi yang tepat?
Baca Juga: Bayi Umur 5 Bulan Beratnya Hanya 6.3 Kg, Disarani Beri MPASI Tapi Takut Sembelit, Apa Solusinya?
Dikutip dari laman Healthline, berikut cara memilih bubur fortifikasi yang tepat untuk MPASI.
1. Sesuaikan dengan usia bayi
Bubur fortifikasi tersedia dalam berbagai tahap yang disesuaikan dengan usia dan kemampuan makan bayi.
Pastikan memilih bubur dengan label usia yang sesuai untuk memastikan tekstur dan kandungan nutrisinya optimal.
Anak usia 6 hingga 8 bulan disarankan bubur dengan tekstur halus dan rasa yang ringan, seperti bubur beras merah, pisang, dan apel.
Anak usia 9 hingga 11 bulan disarankan bubur dengan tekstur sedikit kasar dan variasi rasa yang lebih beragam, seperti bubur dengan campuran daging ayam, sapi, atau sayuran.
Sememtara anak usia 12 hingga 24 bulan disarankan bubur dengan tekstur cincang halus dan rasa yang lebih kompleks, seperti bubur dengan campuran seafood, kacang-kacangan, dan rempah-rempah ringan.
2. Perhatikan kandungan nutrisi
Pilihlah bubur fortifikasi dengan kandungan makro dan mikronutrien yang lengkap dan sesuai dengan kebutuhan bayi.
Perhatikan kandungan zat besi, zinc, vitamin A, dan vitamin D yang penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Beberapa produk bubur fortifikasi juga memiliki nutrisi tertentu yang berfokus pada kebutuhan anak. Salah satunya seperti bubur bayi dengan tambahan zat besi.
3. Cek label bahan baku
Pastikan bubur fortifikasi terbuat dari bahan baku alami, bebas dari pewangi dan perasa buatan. Pilihlah bubur dengan kandungan gula dan garam yang rendah.
Cek juga bahan baku alergen apabila buah hati memiliki alergi terhadap bahan makanan tertentu.
Pasalnya, saat terkena alergen, tubuh melepaskan histamin yang menyebabkan peradangan.
Akibatnya, bayi mungkin mengalami reaksi berupa gejala-gejala khas tertentu.
Baca Juga: Asmirandah Bikin Menu MPASI Si Kecil dengan Labu Kuning, Yuk Intip Manfaatnya!
4. Pertimbangkan tekstur bubur
Sesuaikan tekstur bubur dengan kemampuan makan bayi. Pada tahap awal MPASI, pilihlah bubur dengan tekstur halus dan hindari bubur dengan potongan kasar.
5. Periksa informasi penting lainnya
Selain kandungan nutrisi, pastikan juga produk bubur fortifikasi yang Bunda pilih sudah memiliki nomor registrasi BPOM.
Tak kalah penting, perhatikan tanggal kedaluwarsa dan keutuhan kemasan produk bubur.
Hindari membeli produk jika kemasannya sudah tampak tidak layak atau bahkan sudah bocor.
6. Konsultasikan dengan dokter anak
Jika bayi memiliki alergi atau kondisi kesehatan tertentu, konsultasikan dengan dokter anak sebelum memilih bubur fortifikasi.
Dokter anak dapat memberikan rekomendasi yang tepat berdasarkan kebutuhan individual bayi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.