Perhatikan kandungan zat besi, zinc, vitamin A, dan vitamin D yang penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Beberapa produk bubur fortifikasi juga memiliki nutrisi tertentu yang berfokus pada kebutuhan anak. Salah satunya seperti bubur bayi dengan tambahan zat besi.
3. Cek label bahan baku
Pastikan bubur fortifikasi terbuat dari bahan baku alami, bebas dari pewangi dan perasa buatan. Pilihlah bubur dengan kandungan gula dan garam yang rendah.
Cek juga bahan baku alergen apabila buah hati memiliki alergi terhadap bahan makanan tertentu.
Pasalnya, saat terkena alergen, tubuh melepaskan histamin yang menyebabkan peradangan.
Akibatnya, bayi mungkin mengalami reaksi berupa gejala-gejala khas tertentu.
Baca Juga: Asmirandah Bikin Menu MPASI Si Kecil dengan Labu Kuning, Yuk Intip Manfaatnya!
4. Pertimbangkan tekstur bubur
Sesuaikan tekstur bubur dengan kemampuan makan bayi. Pada tahap awal MPASI, pilihlah bubur dengan tekstur halus dan hindari bubur dengan potongan kasar.
5. Periksa informasi penting lainnya
Selain kandungan nutrisi, pastikan juga produk bubur fortifikasi yang Bunda pilih sudah memiliki nomor registrasi BPOM.
Tak kalah penting, perhatikan tanggal kedaluwarsa dan keutuhan kemasan produk bubur.
Hindari membeli produk jika kemasannya sudah tampak tidak layak atau bahkan sudah bocor.
6. Konsultasikan dengan dokter anak
Jika bayi memiliki alergi atau kondisi kesehatan tertentu, konsultasikan dengan dokter anak sebelum memilih bubur fortifikasi.
Dokter anak dapat memberikan rekomendasi yang tepat berdasarkan kebutuhan individual bayi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.