Sebelum atau saat berada di destinasi tempat liburan, mungkin kita akan berbelanja online atau offline untuk memenuhi kebutuhan. Namun saat berbelanja, pilihlah toko tepercaya dan memiliki reputasi yang baik. Bila masih ada keraguan, lebih baik riset dulu berbagai informasi seputar toko dan keasliannya.
Data pribadi yang dimaksud ini adalah data yang biasanya digunakan saat bertransaksi.
Hindari berbagi PIN, kode OTP, hingga nomor kartu dan kode CVV, sekali pun pada keluarga. Sebab, berdasarkan banyak laporan, tak jarang beberapa kasus penipuan biasanya dilakukan oleh orang terdekat.
"Selalu menjaga data pribadi dapat mencegah kita menjadi korban penipuan," ujar Riko.
Terkadang ada beberapa kebiasaan yang sering diabaikan oleh para wisatawan. Misalnya terlalu mengekspos saat seru-seruan menikmati momen liburan, tetapi ada satu yang kelupaan, ikut terfoto dan terunggah di media sosial, yaitu tagihan atau kartu pembayaran.
Kebiasaan seperti ini dapat membuka peluang kita untuk menjadi korban penipuan.
"Kalau sekarang kan banyak ya foto-foto selfie di meja lagi makan-makan tapi lupa ada kartu pembayaran atau tagihan di mejanya."
"Kartu atau tagihan itu biasanya memiliki nomor yang berisi data-data pribadi kita. Itu bahaya banget," jelas Marischka Prudence, seorang travel influencer.
Tips yang satu ini juga cukup berguna, sebab notifikasi transaksi dapat membuat kita lebih waspada ketika ada transaksi-transaksi yang mencurigakan.
"Aktifkan notifikasi bisa membuat kita bisa mengetahui jumlah uang keluar, untuk transaksi apa dan kalau ada yang mencurigakan juga bisa membantu kita tracking dengan mudah," jelas Marischka.
Mengaktifkan notifikasi ini pun bisa dilakukan dengan mudah di aplikasi mobile banking masing-masing bank atau lembaga keuangan yang kita gunakan.
Baca Juga: Jelang Natal dan Tahun Baru, Okupansi Kamar Hotel di Sukabumi Capai 80 Persen!
Sumber : Kompas TV/Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.