JAKARTA, KOMPAS.TV - Laman media sosial TikTok diramaikan dengan postingan seorang warganet yang memasak daging menggunakan obat sakit kepala.
Obat yang mengandung parasetamol tersebut diklaim dapat membuat daging empuk lebih cepat.
Dalam video yang dibagikan oleh @an****, terlihat seorang ibu-ibu yang tengah memasak rendang. Ia terlihat memasukkan sebuah obat berbentuk pil ke dalam daging rendang yang sedang dimasak.
Selanjutnya, ia mengaduk-ngaduk masakan tersebut agar tercampur merata dengan obat yang telah dimasukkannya.
Baca Juga: Pria Ini Berani Memasak Daging di Atas Lava Cair Letusan Gunung Islandia
"Kali ini masaknya pke b*dr*x" tulis pemilik akun dalam unggahan tersebut.
Unggahan tersebut menimbulkan pro kontra di laman media sosial. Bahkan, ada banyak warganet yang mengaku melakukan hal serupa.
"Tim yang nggak heran, karna udah terbiasa masak daging atau ayam kampung pakek obat," tulis akun @na***
"Mamah aku juga begitu kalau masak daging mesti pake bodr*, biar cepat empuk" tulis akun @ah**
Namun, ada juga yang mempertanyakan keamanan penggunaan paracetamol untuk memasak daging.
Mereka juga menyarakan bahan-bahan alami yang dapat digunakan untuk melunakan daging.
"Kalau mau lembut mah masak pake santan berjam-jam," tulis akun m**
"Padahal pake rumus masak daging 5 masak 30 tutup rapat 7 masak lagi udah bikin empuk," komentar akun @la***
Bahaya Masak Daging Pakai Paracetamol
Dikutip dari laman National Library of Medicine, penggunaan asteminofen atau paracetamol untuk melunakan daging dinilai cukup berbahaya.
Bahkan, National Agency for Food and Drugs Administration and Control (NAFDAC) Nigeria juga memberi peringatan untuk tidak melakukan penyalahgunaan obat untuk memasak makanan.
Penggunaan kandungan senyawa paracetamol dapat berakibat pada kegagalan ginjal dan berimbas ke hati.
Pasalnya, ketika paracetamol digunakan untuk memasak, obat tersebut dihidrolisis atau dipecah menjadi beberapa komponen.
Salah satunya adalah 4-aminofenol, bahan kimia yang sangat beracun bagi ginjal, hati, dan kegagalan organ. Panas saat proses pemasakan daging berdampak serius pada stabilitas asetaminofen.
Dalam kondisi kering, asetaminofen sangat stabil. Namun dalam kondisi lembab dan pada suhu tinggi, asetaminofen kehilangan sifat analgesik atau antipiretiknya dan terdegradasi dengan cepat menjadi senyawa organik yang dikenal sebagai p-aminofenol.
Kemudian, kandungan ini mengalami perubahan oksidatif tambahan menjadi zat beracun lainnya.
Zat degradasi asetaminofen lainnya termasuk hidrokuinon, p-nitrofenol, N-asetil-benzokuinon imina, dan 1,4-benzokuinon.
Zat ini sangat beracun bagi hati dan ginjal dan sulit untuk didegradasi menggunakan metode konvensional.
Meskipun belum ada penelitian sistematis yang menjelaskan mekanisme pasti dimana asetaminofen berkontribusi terhadap kelembutan daging saat diproses.
Studi mengusulkan bahwa mekanisme tersebut mungkin serupa dengan efek pengempukkan daging akibat penuaan.
Penggunaan parasetamol untuk melunakkan daging untuk makanan sama saja dengan penggunaan kembali obat-obatan terlarang.
Baca Juga: Idul Adha di Tengah Wabah PMK, Pemkab Lumajang: Hati-Hati! Masak Daging Kurban Sampai Matang
Meskipun dosis yang diijinkan untuk manusia dewasa cukup tinggi, penggunaan paracetamol yang tidak hati-hati dalam pengolahan makanan berpotensi mendorong konsumsi lebih dari dosis yang diperlukan, sehingga menyebabkan penyalahgunaan obat.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.