Kompas TV lifestyle kesehatan

Ribuan Anak Meninggal Karena Pneumonia, Apa Penyebab dan Bagaimana Pengobatannya?

Kompas.tv - 11 Oktober 2023, 07:33 WIB
ribuan-anak-meninggal-karena-pneumonia-apa-penyebab-dan-bagaimana-pengobatannya
Seorang bocah dan ibunya tampak menanti di ruang tunggu Rumah Sakit Anak Robert Debre di Paris, Prancis, Selasa (2/3/2021). (Sumber: AP Photo / Christophe Ena)
Penulis : Switzy Sabandar | Editor : Iman Firdaus
 

JAKARTA, KOMPAS.TV- Pneumonia adalah salah satu masalah kesehatan pada sistem pernapasan. Pneumonia pada anak terjadi ketika paru-paru anak mengalami peradangan atau infeksi. 

Pneumonia pada anak perlu diwaspadai oleh orang tua karena dapat menyebabkan gangguan serius, bahkan kematian apabila tidak segera ditangani. Gejala pneumonia pada anak sering kali dikatakan mirip dengan batuk pilek biasa.

Hal ini menyebakab gejala pneumonia pada anak kerap tak terdeteksi. Melansir laman unicef.org, di seluruh dunia, ada 800.000 balita meninggal karena pneumonia setiap tahunnya. 

Baca Juga: Memiliki Gejala yang Mirip, Begini Perbedaan Bronkitis dan Pneumonia

Sementara di Indonesia, lebih dari 19.000 balita meninggal karena pneumonia pada 2018, atau lebih dari 2 anak setiap jam. Lalu, apa penyebab pneumonia pada anak?

Mengutip data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) , pneunomia pada anak diawali dengan infeksi pada saluran pernapasan atas, seperti hidung dan tenggorokan. Infeksi tersebut kemudian menuju paru-paru dan menyebabkan penumpukan cairan, sehingga mengakibatkan aliran udara di dalam paru-paru tersumbat. 

Pada kondisi ini, napas anak akan menjadi semakin berat hingga mengalami kesulitan dalam bernapas. Pneumonia yang menyerang anak dapat disebabkan oleh berbagai macam virus, bakteri, atau jamur. 

Bakteri yang paling banyak ditemukan pada kasus pneumonia adalah pneumokokus (Streptococcus pneumonia), stafilokokus (Staphylococcus aureus), dan HiB (Haemophilus influenzae type b). Sementara itu, beberapa virus yang dapat menyebabkan pneumonia pada si kecil adalah rhinovirus, virus influenza, dan respiratory syncytial virus (RSV). 

Selain itu, virus campak (morbili) juga dapat menyebabkan komplikasi berupa pneumonia pada kondisi tertentu. Salah satu alasan mengapa anak lebih rentan terkena pneumonia adalah karena sistem imun tubuhnya yang masih lemah dan belum terbentuk sempurna. 

Selain itu, beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko anak terkena pneumonia adalah:

1. Mengalami kelahiran prematur.
2. Kurang gizi (malnutrisi).
3. Menderita infeksi tertentu, seperti campak atau HIV.
4. Belum memperoleh vaksin pneumonia.
5. Tidak mendapatkan ASI eksklusif ketika bayi.
6. Terdapat kelainan bawaan pada organ paru-paru dan pernapasan.
7. Faktor lingkungan, seperti paparan asap rokok, debu, polusi udara, atau tinggal di daerah pemukiman padat penduduk.

Apakah pneumonia pada anak dapat sembuh?

Baca Juga: Hari Pneumonia Sedunia - Vaksinasi Pneumonia Pada Lansia 50+ | ZONA INSPIRASI

Sebagian besar kasus pneumonia pada anak dapat sembuh dalam waktu satu sampai dua minggu dengan penanganan yang tepat. Namun, kondisi anak bisa saja memburuk jika pneumonia disertai dengan penyakit lain.

Cara mengatasi pneumonia pada anak akan disesuaikan dengan penyebabnya. Perawatan untuk pneumonia yang disebabkan oleh bakteri dan virus tentu akan berbeda.

Pada kasus pneumonia karena bakteri, dokter akan meresepkan obat antibiotik untuk mengobati pneumonia yang terjadi akibat infeksi bakteri. Pada kondisi ringan, umumnya kondisi anak akan membaik setelah 48 jam mengonsumsi antibiotik.


 

Penting untuk orang tua mengetahui bahwa obat antibiotik harus dihabiskan meskipun kondisi anak sudah membaik. Anak mungkin akan mengalami batuk selama tiga minggu setelah perawatan selesai.

Sementara untuk pneumonia karena virus, dokter akan memberi obat-obatan untuk meredakan gejala yang dialami oleh si kecil. Perlu diketahui, pneumonia akibat virus biasanya tidak menimbulkan gejala berat seperti pneumonia yang disebabkan oleh bakteri. 

Meski begitu, masa pemulihan pneumonia akibat virus biasanya membutuhkan waktu lebih lama yaitu sekitar empat minggu.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x