JAKARTA, KOMPAS.TV - Sebelum menjalankan kereta api, masinis dan asisten masinis di PT Kereta Api Indonesia (KAI) perlu menjalani sejumlah tes dan prosedur.
Berdasarkan informasi dari pihak PT KAI, masinis dan asisten masinis wajib mengisi daftar hadir dan menjalani sejumlah tes oleh penyelia masinis untuk memastikan mereka siap untuk berdinas.
Sebelum bekerja, setiap masinis maupun asisten masinis diwajibkan melakukan pemeriksaan kesehatan, asesmen singkat, pengecekan kondisi lokomotif dan mematuhi Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam pekerjaan.
Cek kesehatan meliputi suhu tubuh, tekanan darah sampai tes alkohol oleh unit kesehatan KAI.
"Masinis dan asisten masinis akan diberikan alat tiup yang bisa mengukur kadar alkohol dalam tubuh, presentasinya harus nol (0), kalau tidak, tak boleh dinas," jelas Vice President Public Relations KAI, Joni Martinus, Jumat (21/7/2023).
Setelah dinyatakan aman, unit kesehatan akan memberikan surat keterangan sehat yang sudah dicap kepada masinis dan asisten masinis.
Masinis dan asisten masinis wajib menunjukkan kepada penyelia beberapa kelengkapan dinas seperti tanda kecakapan, surat keterangan kesehatan, arloji, suling mulut, senter, serta ponsel dalam keadaan mati.
Jika memenuhi syarat, penyelia akan memberikan surat perintah perjalanan dinas.
Baca Juga: Ingin Jadi Masinis Kereta Api di PT KAI? Pahami 7 Tahapan yang Harus Dilalui
Tak berhenti di situ, masinis juga akan menerima O.100 atau tabel kereta api dan melakukan pengecekan lokomotif serta meyakinkan indikator-indikator lokomotif dalam posisi aman.
Apabila semuanya sudah dicek dan menunjukkan bahwa indikator dalam posisi aman, perjalanan kereta api pun dimulai.
Dalam situasi darurat, misalnya gangguan cuaca, kecelakaan, atau insiden di jalur/rel kereta api, seorang masinis harus bisa mengambil tindakan yang tepat untuk menjaga keamanan penumpang dan personel kereta lainnya.
Masinis juga wajib melaporkan kejadian tersebut kepada pihak yang berwenang dan mengikuti prosedur darurat yang ditetapkan.
"Peran seorang masinis bukan hanya sekadar mengemudikan kereta api tapi mereka lah sosok yang sangat penting dalam menjaga kelancaran dan keselamatan operasional perkeretaapian," kata Joni.
"Mereka bertanggung jawab untuk mengoperasikan kereta dengan penuh keahlian, menjaga jadwal perjalanan, dan memberikan pengalaman perjalanan yang nyaman dan aman bagi pelanggan," imbuhnya.
Untuk menjaga tanggung jawab dan disiplin tinggi para masinis, PT KAI rutin memberikan pembinaan kepada para masinis dan keluarga mereka.
Baca Juga: Dua Penyebab Kereta Api Tak Bisa Berhenti Mendadak dan Aturan saat Lewat Palang atau Perlintasan
Pembinaan biasanya dilakukan langsung kepada istri atau keluarga masinis yang dipanggil secara bergantian atau melalui virtual meeting.
Tujuan dari pembinaan keluarga masinis yakni agar pada saat berada di rumah, keluarga dapat memberikan dukungan kepada masinis seperti istirahat yang cukup dan asupan makanan dengan gizi yang baik.
Selain itu, setiap tahun, KAI selalu rutin mengadakan program Medical Check Up (MCU) dan tindak lanjut pendalaman dan pengobatan hasil MCU.
MCU yang dilakukan ialah pemeriksaan kesehatan menyeluruh untuk mengetahui kondisi kesehatan terkini dari masinis.
Sehingga perusahaan dapat menentukan kemampuan para masinis dan asisten masinis dalam melakukan suatu pekerjaan yang dilihat dari sisi kesehatan.
Hal ini penting untuk mencegah penyakit atau kecelakaan yang mungkin ditimbulkan akibat bahaya yang muncul di lingkungan kerja.
Baca Juga: Rawan Mogok, Jenis Truk yang Terlibat Kecelakaan Kereta Api di Semarang Dilarang Lewat Rel
Sumber : Kompas TV, PT KAI
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.