JAKARTA, KOMPAS.TV - Kasus Fajri (26), pasien obesitas ekstrem dengan bobot hampir 300 kg tengah menyita perhatian masyarakat. Fajri kini mendapat perawatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) karena mengalami gangguan organ dalam.
Untuk menangani Fajri, pihak RSCM harus mengerahkan 14 dokter dan menyiapkan ruangan khusus karena badan Fajri yang besar. Selain itu, RSCM juga akan mengadakan alat medis khusus untuk Fajri.
Kasus Fajri yang mengalami obesitas ekstrem mengingatkan kita pada Arya Permana yang kala itu viral lantaran memiliki bobot hampir 190 kg di usia 10 tahun.
Baca Juga: Fajri Diduga Alami Depresi akibat Obesitas Ekstrem yang Membuat Bobotnya Hampir 300kg
Selama sekitar 3 tahun, Arya Permana menjalani serangkaian program hingga berhasil menurunkan berat badannya 109 kg. Per 2020, berat badan Arya sudah mencapai 81 kg.
Melansir Kompas.com, Arya Permana mendapatkan bantuan dari tim dokter dan pelatih olahraga cum binaragawan, Ade Rai. Berbagai upaya dilakukan, mulai dari operasi pengecilan lambung, mengubah pola makan, hingga olahraga.
Bocah asal Karawang, Jawa Barat, itu mengaku menjadi lebih mudah kenyang usai menjalani operasi pengecilan lambung. Hal ini membantunya mengontrol porsi makan.
Pasalnya, berat badan Arya meningkat lantaran tak dapat menahan diri mengonsumsi puluhan botol minuman kemasan dalam satu hari dan makan mi instan sebanyak enam bungkus dalam sehari.
Dalam istilah medis, operasi pengecilan lambung kerap disebut operasi bariatrik, prosedur medis yang dijalankan untuk menurunkan kapasitas lambung dan mengurangi penyerapan nutrisi di tubuh.
Operasi bariatrik menjadil alternatif perawatan bagi penderita obesitas ekstrem.
Sumber : Kompas.com/Tribunnews
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.