Oleh: Martian Damanik, Jurnalis KompasTV
KOMPAS.TV- Sepak bola tidak mengenal dinasti, paling tidak ini berlaku bagi keluarga Maldini di Italia. Pecinta sepak bola Italia dan dunia era 1980-an akhir hingga awal tahun 2000-an, pastilah mengenal nama Paolo Maldini.
Kapten klub AC Milan dan tim nasional Italia, yang salah satu bek terbaik di dunia yang pernah ada. Hampir semua pelatih atau pemain game manajer sepak bola, pasti menginginkan Paolo Maldini di skuadnya.
“Paolo adalah yang terbaik dari semua lawan yang pernah saya hadapi,” kata mantan striker Brazil Ronaldo Luiz da Lima.
“Saya pernah menyaksikannya saat Milan melawan Bayern Munich di perempat final liga Champions. Paolo bermain 90 menit tanpa sekali pun melakukan tekel. Itu adalah sebuah seni dan dia adalah masternya. Sungguh Paolo pemain hebat,” tutur Sir Alex Ferguson,” manajer legendaris Manchester United.
Jauh sebelum Paolo bermain, sang ayah Cesare Maldini juga adalah legenda AC Milan. Pernah menjadi kapten dan membawa tim ini juara Liga Champions tahun 1963. Cesare pernah menjadi manajer Milan tahun 1972-1974. Puncaknya ketika tahun 1998, menjadi manager tim nasional Italia di Piala Dunia Perancis.
Baca Juga: Merdeka tapi Tak Merdeka, Merdeka!
Tahun 1998 itu menjadikan keluarga Maldini jadi simbol sepak bola Italia, Cesare pelatih merangkap manager, sedangkan Paolo Maldini menjadi kapten. Tidak ada yang menggugat, tidak ada yang protes. Paolo jadi kapten bukan karena ayahnya punya kekuasaan di tim, tapi karena Paolo punya kapasitas, punya skill, disegani, wibawa, serta leadership.
Sebagai pemain, Paolo sudah merasakan semua gelar juara di berbagai ajang kompetisi bersama AC Milan. Juara Serie A, Liga Champions, hingga juara antarklub dunia. Dia hanya tak mampu membawa gelar juara untuk tim Azzurri. Runner up Piala Dunia 1994 dan Piala Eropa 2000 gelar tertingginya buat Italia.
Tapi itu tidak mengubah pandangan orang bahwa Paolo Maldini adalah pemain hebat, yang seharusnya juga layak meraih Ballon D’Or (penghargaan pemain terbaik dunia dari FIFA).
“Dia adalah simbol sepak bola Italia dan dunia. Dia tidak pernah meraih gelar Ballon D’Or, tapi saya akan memberikannya 100 gelar Ballon D’Or,” ujar pemain Perancis Philppe Mexes.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.