Kompas TV kolom opini

KOTA DI ATAS BUKIT

Kompas.tv - 3 Juni 2024, 17:23 WIB
kota-di-atas-bukit
Basilika Santo Fransiskus Asisi (Sumber: Dok Trias Kuncahyono)

Oleh: Trias Kuncahyono

KOMPAS.TV - Udara masih terasa sejuk, ketika pagi itu, pukul 10.15, kami meninggalkan Chiusi della Verna menuju Asisi. Banyak peziarah yang berjalan kaki dari Chiusi della Verna ke Asisi. Mereka menyusuri jalan yang diperkirakan digunakan Santo Fransiskus (1182 – 1224) setiap kali pergi ke Chiusi della Verna dari Asisi, untuk menyepi dan berpuasa.

Baca Juga: CHIUSI DELLA VERNA

Jarak yang harus ditempuh lumayan jauh: 112,8 km, turun-naik gunung, melintasi lembah, dan menyeberangi sungai. Meskipun, kalah jauh dari jarak yang ditempuh para peziarah yang menyusuri jalan Camino de Santiago di Spanyol.

Tetapi, tentu masing-masing memiliki “makna rohani” sendiri-sendiri bagi para peziarah. Yang dari Chiusi della Verna ke Asisi ingin menghayati semangat Santo Fransiskus, dengan “napak tilas” perjalanan rohaninya. Yang menyusuri Camino de Santiago, ingin menghayati perjalanan rohani Santo Yakobus Rasul.

Kami, tidak jalan kaki. Naik mobil, menempuh jarak 117,5 km. Rasanya, kami belum siap untuk jalan kaki menyusuri jejak kaki Santo Fransiskus: orang kudus dari Asisi pencinta damai, persaudaraan, kesederhaan, lingkungan, dan pengayom kaum papa, hina-dina.

***

“Wow, indahnya.” Begitu komentar istri ketika dari jauh melihat kota Asisi, yang berdiri megah di atas bukit. Kami masih di Lembah Topino, di bawah kota, yang hijau dan sisi kiri-kanan jalan bunga mawar merah dan putih bermakaran.

Melihat Asisi yang berdiri kokoh di atas bukit lalu ingat Akropolis Athena, salah satu peninggalan arkeologis yang paling terkenal di Yunani bahkan di dunia. Akropolis merupakan sebuah citadel yang terletak di atas bukit setinggi 150 meter di atas permukaan laut Athena. Kata Akropolis konon artinya titik tertinggi atau ekstremitas (akron) dan kota (polis). Jadi Akropolis adalah kota yang berada pada wilayah yang tinggi.

Assisi, terletak di puncak Monte (Gunung) Subasio bagian rangkaian Pegunungan Apennina, pada ketinggian 400 meter dan menghadap ke lembah Sungai Topino dan Chiascio. Kota yang berjarak 191 km di sebelah utara Roma ini, menurut sejarah wilayah Asisi mulai dihuni pada abad pertama Masehi dan berkembang di abad pertengahan ini masuk Propinsi Perugia, wilayah Umbria, Italia tengah.

Orang-orang datang ke Assisi karena berbagai alasan. Ada yang datang sebagai peziarah religius, sebagai turis, atau pecinta seni yang ingin menjelajahi reruntuhan Romawi yang luar biasa.

Ketika akhirnya masuk gerbang kota Asisi, memang, terasa nuansa masa lalu: tembok-tembok batu tinggi yang mengapit jalan-jalan batu sempit (cukup satu mobil), bangunan-bangunan rumah atau gereja kuno. Meskipun kuno tapi kota ini terasa mewarisi semangat damainya Santo Fransiskus dan Santa Chiara (Klara) seorang putri bangsawan yang meninggalkan kemewahan dunia kebangsawanan dan memilih menjadi murid Santo Fransiskus hidup dalam kesederhanaan dan kemiskinan.

Baca Juga: KAISAR

Semangat damainya itu terlihat jelas di setiap langkah melalui jalan-jalan, dan gang-gang kota yang indah. Maka pantaslah kalau Asisi disebut sebagai permata Umbria. Dan, UNESCO menetapkan “Assisi, Basilika San Fransiskus, dan Situs Fransiskan Lainnya” sebagai Situs Warisan Dunia pada tahun 2000.

Kota Asisi juga digambarkan sebagai “kumpulan mahakarya manusia yang jenius dan kreatif… yang menjadikannya referensi mendasar bagi sejarah seni di Eropa dan dunia.” Lihatlah, misalnya, Basilika Santo Fransiskus yang dibangun tahun 1228, dua tahun setelah meninggalnya, dan selesai tahun 1253.



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x