Severity: Notice
Message: Undefined property: stdClass::$iframe
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 241
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 241
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
AUSTRALIA, KOMPAS.TV - Australia dan beberapa negara di Eropa melakukan uji coba penggunaan vaksin BCG untuk mencegah infeksi lanjut yang disebabkan virus corona.
Laporan dari Associated Press menyebutkan, langkah ini diambil sejumlah peneliti, karena Eropa mulai kewalahan menghadapi banyaknya pasien akibat virus corona atau covid-19.
Sementara Australia, mengambil langkah ini karena infeksi di negara tersebut belum terlalu masif. Sehingga, uji coba vaksin diharapkan bisa menjadi langkah pencegahan di negara kangguru tersebut.
Pemerintah Australia rencananya akan mengujicobakan vaksin kepada 4.000 tenaga medis, karena mereka adalah garda terdepan dalam menangani virus corona.
Apa itu vaksin BCG?
BCG, yang merupakan singkatan dari Bacillus Calmette-Guerin, yang pertama kali dikembangkan oleh dua ilmuwan Prancis bernama Albert Calmette and Camille Guerin pada tahun 1908.
Selama ini, vaksin ini digunakan untuk mencegah TBC. Vaksin ini pertama kali digunakan untuk mencegah bayi terserang TBC pada 1921.
Pemberian vaksin BCG pun sebenarnya bukan untuk perlindungan langsung dari virus corona. Namun para ahli percaya, vaksin ini memiliki kemampuan untuk melatih sistem kekebalan tubuh dalam merespons infeksi baru menjadi lebih kuat.
Penelitian juga menyebutkan, beberapa pasien yang positif corona pun, selama ini bisa sembuh karena imunitas mereka yang baik.
"Yang sangat menarik tentang vaksin BCG adalah bahwa selain memiliki efek perlindungan terhadap penyakit utamanya, yakni tuberkulosis, vaksin ini juga memiliki efek lain, yakno mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Dan ini menjadi garis terdepan pertahanan tubuh terhadap berbagai infeksi yang berbeda, termasuk virus," ujar Profesor Nigel Curtis, Pemimpin Studi Kelompok Penyakit Menular, di Murdoch Children's Research Institute.
Namun peneliti menyatakan, vaksin ini tidak untuk diberikan secara massal sampai nantinya diketahui hasil akhir dari vaksin ini untuk mencegah infeksi penyakit akibat virus corona.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.