SANA'A, KOMPAS.TV - Houthi Yaman berjanji akan membalas tindakan Amerika Serikat (AS) yang mengirimkan gelombang serangan udara ke Yaman akhir pekan lalu.
Kementerian Kesehatan Yaman melaporkan, serangan AS ini telah membunuh setidaknya 53 orang, termasuk lima anak-anak.
Juru bicara militer Houthi, Yahya Saree melaporkan, AS meluncurkan 47 serangan udara di berbagai daerah di Yaman.
Houthi pun membalas dengan menyerang kapal induk USS Harry S. Truman di Laut Merah.
Per Senin (17/3/2025), Houthi mengklaim telah dua kali menyerang kapal induk tersebut dengan rudal balistik dan drone.
"Kami akan merespons musuh Amerika dengan serangan rudal dan mengincar kapal Angkatan Laut serta kapal perang mereka," kata pemimpin Houthi, Abdul Malik Al-Houthi dikutip Al Jazeera.
Baca Juga: AS Tembakkan Gelombang Serangan Udara ke Houthi, Trump: Serangan yang Kuat dan Menentukan
Eskalasi antar Houthi dengan AS meningkat belakangan ini seiring serangan udara yang diluncurkan ke Yaman.
Houthi menyebut serangan AS pada Sabtu (15/3) lalu menghantam sejumlah titik di ibu kota Yaman, Sana'a, serta area-area di Saada, Al-Bayda dan Radaa.
AS menyerang Yaman usai Houthi menyatakan akan kembali menyerang kapal-kapal terkait Israel di Laut Merah.
Houthi menyerang kapal terkait Israel secara sporadis sejak 2023 sebagai respons serangan Israel ke Gaza.
Gelombang serangan tersebut berhenti sejak gencatan senjata Gaza tercapai pada Januari 2025 lalu. Namun, Houthi mengancam akan meneruskan serangan usai Israel memblokade Gaza dan menolak mematuhi ketentuan gencatan senjata.
Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth sebelumnya mengatakan, Washington akan menyerang Houthi "tanpa henti", hingga kelompok yang merebut kekuasaan di Yaman se-dekade lalu tersebut berhenti menyerang kapal.
Hegseth menyatakan, serangan udara yang diluncurkan AS ke Yaman belakangan ini adalah balasan atas serangan Houthi terhadap kapal-kapal di Laut Merah sejak 2023.
"Ini akan berlanjut hingga kalian berkata, 'Kami tidak akan menembaki kapal lagi. Kami tidak akan menembaki aset,'" kata Hegseth.
Baca Juga: Hamas Ternyata Masih Gali Terowongan, Jaringan Terowongan Bawah Tanah Gaza Masih Berkembang
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.