OTTAWA, KOMPAS.TV – Mantan Gubernur Bank Kanada Mark Carney menang telak dalam pemilihan awal pemimpin Partai Liberal, Minggu (9/3/2025), dan akan menjadi Perdana Menteri (PM) Kanada selanjutnya.
Mark Carney berhasil mengalahkan mantan Wakil Perdana Menteri Chrystia Freeland yang berada di posisi kedua dengan 85,9% suara, sementara Freeland menerima 8% dan dua kandidat lainnya – mantan menteri cabinet Karina Gould dan pengusaha sekaligus mantan anggota parlemen Frank Baylis – masing-masing menerima 3,2% dan 3%.
Carney akan menjadi pemimpin Partai Liberal pertama yang akan menjabat sebagai PM tanpa rekam jejak menduduki jabatan politik.
Dalam pidatonya usai kemenangan pada delegasi Partai Liberal, ia menyebut dirinya harus dibantu untuk menghadapi tantangan-tantangan di depan.
Baca Juga: Trump Berubah Arah, Tunda Penerapan Tarif bagi Sebagian Produk Meksiko dan Kanada
Ini diyakini merujuk pada Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan kebijakan tarifnya atas barang-barang impor dari Kanada. Pemberlakuan tarif itu akan menghancurkan ekonomi Kanada, dan Trump berharap hal itu dapat memicu pencaplokan wilayah Kanada menjadi negara bagian AS ke-51.
Carney tak berbasa-basi dalam pidato kemenangannya.
“Kanada akan menghadapi hari-hari gelap, gelap, yang dibawa oleh sebuah negara yang tak lagi bisa kita percayai. Saya berjanji pada Anda dan semua warga Kanada bahwa saya akan berdiri membela Kanada,” tegasnya.
Carney juga berjanji akan tetap mengenakan tarif balasan pada barang-barang AS sampai “rakyat Amerika bisa menghormati kami”.
“Taruhannya tidak pernah setinggi ini,” ujarnya melansir Anadolu, Senin (10/3). “Kita telah membuat ini (Kanada) sebagai negara terhebat di dunia, dan sekarang tetangga-tetangga kita ingin merebut kita.”
Carney menyebut ‘pertempuran’ alias perang tarif dengan Trump akan sulit, pertempuran yang belum pernah dihadapi Kanada sebelumnya.
“Ancaman-ancaman baru membutuhkan ide-ide baru,” ujarnya pada delegasi Liberal.
Melawan Trump, sebutnya, “Akan membutuhkan upaya luar biasa. Kita akan melakukan hal-hal yang tak terbayangkan sebelumnya, dengan kecepatan yang kita anggap tak mungkin.”
Sementara itu, dalam pidato perpisahan terakhirnya sebagai perdana menteri, Justin Trudeau menyatakan bahwa kebebasan, demokrasi, dan Kanada, bukanlah hal yang begitu saja terjadi dan pasti. Ia menekankan bahwa ancaman dari selatan perbatasan, merujuk AS, adalah nyata.
“Ini adalah momen menentukan bagi negara. Demokrasi bukanlah hal yang diberikan. Pun kebebasan. Kanada juga bukan negara yang berdiri begitu saja. Tak ada yang terjadi secara kebetulan. Di antara ketiganya, tak ada yang akan berlanjut tanpa upaya,” ujar Trudeau.
“Itu membutuhkan keberanian, pengorbanan, harapan, dan kerja keras.”
Baca Juga: China, Kanada, dan Meksiko Langsung Balas Perang Tarif Trump
Saat Trudeau mengundurkan diri pada Januari lalu, sosok Carney terbilang tak populer, dan Partai Liberal yang berkuasa tak ingin terpuruk hanya karena pengaruh sang pemimpin.
Pengunduran diri Trudeau berarti Liberal harus memilih pemimpin baru, dan pemimpin itu, Mark Carney, terpilih pada Minggu waktu setempat.
Langkah selanjutnya diprediksi adalah pemilu dadakan. Parlemen Kanada tengah tak bersidang, namun para anggota parlemen akan kembali berkantor pada 24 Maret, dan partai-partai oposisi maupun Carney dapat menyerukan pemilu.
Kapan pun tanggal pemilu pemimpin Kanada, Carney dan Partai Liberal akan menghadapi pemimpin Partai Konservatif Pierre Poilievre dan pemimpin Partai Demokrat Jagmeet Singh.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Anadolu/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.