Carney menyebut ‘pertempuran’ alias perang tarif dengan Trump akan sulit, pertempuran yang belum pernah dihadapi Kanada sebelumnya.
“Ancaman-ancaman baru membutuhkan ide-ide baru,” ujarnya pada delegasi Liberal.
Melawan Trump, sebutnya, “Akan membutuhkan upaya luar biasa. Kita akan melakukan hal-hal yang tak terbayangkan sebelumnya, dengan kecepatan yang kita anggap tak mungkin.”
Sementara itu, dalam pidato perpisahan terakhirnya sebagai perdana menteri, Justin Trudeau menyatakan bahwa kebebasan, demokrasi, dan Kanada, bukanlah hal yang begitu saja terjadi dan pasti. Ia menekankan bahwa ancaman dari selatan perbatasan, merujuk AS, adalah nyata.
“Ini adalah momen menentukan bagi negara. Demokrasi bukanlah hal yang diberikan. Pun kebebasan. Kanada juga bukan negara yang berdiri begitu saja. Tak ada yang terjadi secara kebetulan. Di antara ketiganya, tak ada yang akan berlanjut tanpa upaya,” ujar Trudeau.
“Itu membutuhkan keberanian, pengorbanan, harapan, dan kerja keras.”
Baca Juga: China, Kanada, dan Meksiko Langsung Balas Perang Tarif Trump
Saat Trudeau mengundurkan diri pada Januari lalu, sosok Carney terbilang tak populer, dan Partai Liberal yang berkuasa tak ingin terpuruk hanya karena pengaruh sang pemimpin.
Pengunduran diri Trudeau berarti Liberal harus memilih pemimpin baru, dan pemimpin itu, Mark Carney, terpilih pada Minggu waktu setempat.
Langkah selanjutnya diprediksi adalah pemilu dadakan. Parlemen Kanada tengah tak bersidang, namun para anggota parlemen akan kembali berkantor pada 24 Maret, dan partai-partai oposisi maupun Carney dapat menyerukan pemilu.
Kapan pun tanggal pemilu pemimpin Kanada, Carney dan Partai Liberal akan menghadapi pemimpin Partai Konservatif Pierre Poilievre dan pemimpin Partai Demokrat Jagmeet Singh.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Anadolu/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.