MANILA, KOMPAS.TV — Tim penyelamat menemukan puing-puing pesawat tempur Filipina dan jasad dua pilotnya pada hari Rabu (5/3/2025). Puing pesawat ditemukan di wilayah pegunungan di selatan negara itu, tempat mereka dikerahkan dalam misi malam hari untuk melawan gerilyawan komunis.
Pesawat FA-50 hilang komunikasi dalam misi tempur dengan pesawat angkatan udara lainnya pada Selasa lalu. Mereka diketahui belum mencapai area target di Provinsi Bukidnon selatan.
Pesawat lainnya berhasil kembali dengan selamat ke pangkalan udara di Provinsi Cebu bagian tengah setelah melakukan serangan. Pesawat FA-50 dikerahkan bersama pesawat angkatan udara lainnya untuk memberikan dukungan tempur kepada pasukan yang memerangi puluhan gerilyawan Tentara Rakyat Baru yang diduga berada di dekat Kota Cabanglasan di Bukidnon.
"Itu adalah kecelakaan total," kata Komandan Militer Regional Letnan Jenderal Luis Rex Bergante.
Menurut Bergante, puing pesawat ditemukan oleh pasukan khusus Filipina di sebuah hutan di Gunung Kalatungan di Bukidnon.
Baca Juga: Pesawat Tempur Filipina Hilang saat Jalankan Misi Antipemberontak
Seorang juru bicara militer regional, Letnan Kolonel Francisco Garello, mengatakan tanpa menjelaskan lebih lanjut bahwa jasad kedua pilot angkatan udara tersebut ditemukan di dekat reruntuhan.
Seperti dikutip dari The Associated Press, pilot dapat melontarkan diri dari jet supersonik tersebut jika mereka menghadapi masalah, tetapi angkatan udara Filipina mengatakan masih belum jelas apakah kedua pilot di dalam FA-50 tersebut melontarkan diri saat jatuh.
Juga belum diketahui apa yang menyebabkan jatuhnya pesawat tersebut, yang diakuisisi oleh pemerintah Filipina dari sebuah perusahaan Korea Selatan sekitar satu dekade lalu. Angkatan Udara Filipina mengatakan mereka masih melakukan penyelidikan mengenai kasus ini.
Menurut angkatan udara Filipina, 11 pesawat FA-50 lainnya dilarang terbang setelah insiden tersebut. Selain operasi anti-pemberontakan, pesawat-pesawat tersebut telah digunakan dalam berbagai kegiatan, mulai dari upacara nasional besar hingga patroli di Laut China Selatan yang disengketakan.
Baca Juga: Kronologi Jet Tempur Filipina Hilang dalam Misi, Pencarian Masih Berlangsung
Filipina mendapatkan 12 jet tempur serbaguna FA-50 mulai tahun 2015 dari Korea Aerospace Industries Ltd, Korea Selatan. Kontrak $331 juta itu merupakan yang terbesar dalam program modernisasi militer yang telah berulang kali terhenti karena kekurangan dana. Filipina berencana untuk memperoleh 12 jet tempur lagi dari Korea Selatan.
Militer memperkirakan sekitar 1.000 gerilyawan komunis masih tersisa setelah puluhan tahun mengalami kemunduran pertempuran, penyerahan diri, dan pertikaian antar-faksi. Perundingan damai yang ditengahi oleh Norwegia gagal di bawah Presiden sebelumnya, Rodrigo Duterte, setelah kedua belah pihak menuduh pihak lain terus melakukan serangan mematikan meskipun ada negosiasi.
Pada tahun 2023, pemerintah Filipina dan pemberontak komunis sepakat untuk melanjutkan perundingan yang bertujuan untuk mengakhiri salah satu pemberontakan terpanjang di Asia. Namun, perundingan tersebut masih belum dimulai kembali di bawah pemerintahan Presiden Ferdinand Marcos Jr.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : The Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.