SEOUL, KOMPAS.TV – Sejumlah pilot dan instruktur penerbangan yang rutin menggunakan Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, mengungkapkan fakta mengejutkan terkait kondisi bandara tersebut.
Mereka mengaku tidak mengetahui adanya beton di sekitar fasilitas navigasi landasan pacu yang diduga berpotensi membahayakan keselamatan penerbangan.
Pengakuan ini muncul setelah insiden kecelakaan pesawat Jeju Air di bandara tersebut pada pekan lalu.
Salah satu penyebab kecelakaan yang tengah diselidiki adalah benturan dengan objek di landasan pacu serta risiko bird strike atau tabrakan dengan burung.
Seorang instruktur penerbangan sekaligus pilot berinisial A yang sudah tujuh tahun terbang di Bandara Muan mengaku kaget saat mengetahui tumpukan yang terlihat dari udara bukan sekadar gundukan tanah, melainkan beton.
Baca Juga: Tembok yang Ditabrak Jeju Air dan Sebabkan 179 Orang Tewas Ternyata Membingungkan Pilot
“Saya selalu melihat gundukan itu dari udara dan mengira itu hanya tanah. Tidak pernah terpikir bahwa itu adalah beton,” ujar pilot itu, seperti dilansir Muhnwa Ilbo, Jumat (3/1/2025).
Menurutnya, beton setinggi 2 meter dengan lebar 4 meter itu tidak tercantum dalam peta bandara maupun panduan navigasi.
“Tidak ada pemberitahuan resmi mengenai keberadaan beton tersebut, sehingga banyak pilot yang tidak mengetahuinya,” tambahnya.
Selain keberadaan beton, para pilot juga menyoroti risiko bird strike yang tinggi di Bandara Muan.
Pilot itu menyebut, setiap kali terbang, mereka selalu waspada terhadap keberadaan burung di sekitar landasan pacu.
“Setiap hari ada peringatan tentang aktivitas burung melalui sistem ATIS (Automatic Terminal Information Service) dan petugas pengawas lalu lintas udara. Dalam setahun, saya mengalami bird strike setidaknya sekali, terutama di bagian sayap pesawat,” jelasnya.
Baca Juga: Viral Saat Terakhir Pilot Jeju Air yang Tabrak Tembok Tewaskan 179 Orang, Timbulkan Kekaguman
Sumber : Muhnwa Ilbo
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.