“Kami telah melihat tentara Korea Utara yang tewas saat bertugas di medan perang di dalam wilayah Rusia, dan jika mereka menyeberangi perbatasan ke Ukraina, itu akan menjadi eskalasi lain oleh pemerintah Rusia dan juga eskalasi oleh pemerintah Korea Utara untuk mengirim pasukan Korea Utara guna melakukan perang agresi terhadap negara berdaulat yang independen di dalam perbatasan negara itu,” ujarnya.
Pentagon turut membenarkan bahwa pasukan Korea Utara telah terlibat dalam pertempuran di Kursk, Rusia.
Mayor Jenderal Pat Ryder, Juru Bicara Pentagon, mengatakan bahwa pasukan tersebut mulai aktif bertempur pekan lalu.
“Kami menilai bahwa tentara Korea Utara telah terlibat dalam pertempuran di Kursk. Kami juga memiliki indikasi bahwa mereka mengalami korban tewas dan terluka,” tutur Ryder.
Kursk merupakan salah satu wilayah garis depan barat Rusia yang menjadi medan pertempuran sengit antara pasukan Rusia dan Ukraina.
Sementara itu, Intelijen Pertahanan Ukraina (DIU) menyebut bahwa tentara Korea Utara dikerahkan dalam operasi serangan sebagai bagian dari unit gabungan dengan marinir dan pasukan udara Rusia.
DIU menyatakan bahwa pasukan Korea Utara mengalami kerugian besar akibat serangan Ukraina.
“Pasukan tersebut menderita kerugian yang tidak dapat dipulihkan,” demikian pernyataan DIU.
DIU juga menyoroti hambatan bahasa sebagai kendala utama dalam koordinasi antara pasukan Rusia dan Korea Utara di medan perang.
Sebelumnya, AS menyebut lebih dari 11.000 tentara Korea Utara telah dikirim untuk mendukung Rusia dalam perang ini.
Langkah tersebut memicu kekhawatiran akan semakin berlarutnya konflik dan dampaknya terhadap stabilitas keamanan global.
Washington menilai keterlibatan Korea Utara dapat memperpanjang perang dan berdampak pada keamanan di Eropa maupun kawasan Indo-Pasifik.
Baca Juga: Tentara Korea Utara Disebut Tembak Mati 8 Pasukan Rusia di Kursk, Kendala Bahasa Diklaim Penyebabnya
Sumber : Yonhap
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.