PYONGYANG, KOMPAS.TV - Korea Utara merayakan pemakzulan Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol.
Yoon Suk-yeol dimakzulkan, Sabtu (14/12/2024), karena mengumumkan Darurat Militer yang mengejutkan.
Media Korea Utara merayakan pemakzulan tersebut dan menegaskan Yoon Suk-yeol mengungkapkan kebohongan adanya ancaman dari negara Kim Jong-un sebagai pembenarannya mengumumkan Darurat Militer yang mereka sebut bodoh.
Baca Juga: Israel Manfaatkan Jatuhnya Bashar Al-Assad, Bakal Ekspansi Pemukiman Ilegal di Dataran Tinggi Golan
Akhirnya pengumuman itu malah menjadi bumerang, yang berujung pemakzulannya.
Kantor Berita Korea Utara (KCNA), pada Senin (16/12/2024), mengungkapkan Yool Suk-yeol membuat pernyataan yang disertai kebohongan dan sikap keras kepala.
Akhirnya hal itu memicu penolakan dan kebencian yang lebih kuat dari kalangan politik dan masyarakat.
“Sang boneka mengalihkan tanggung jawab atas deklarasi darurat militer yang bodoh itu kepada partai-partai oposisi dan ancaman dari seseorang,” bunyi laporan KCNA dikutip dari Radio Free Asia.
KCNA sendiri tak mengungkapkan secara spesifik bahwa Yoon mengatakan ancaman berasal dari Korea Utara.
“Pemakzulan terhadap Yoon Suk-yeol telah disetujui oleh boneka ROK (Korea Selatan) pada Sabtu. Pengadilan konstitusi sang boneka akhirnya akan memutuskan pemakzulan itu,” tuturnya.
Perdana Menteri Korea Selatan Han Duck-soo akan menjadi Penjabat Presiden Korsel atas pemakzulan tersebut.
Pengadilan Konstitusi memiliki waktu 180 hari untuk memutuskan apakah Yoon akan kembali menjadi presiden, atau diberhentikan dari jabatannya.
Jika ia akhirnya diberhentikan, Korea Selatan harus melakoni pemilihan untuk presiden anyar.
KCNA memberikan rincian mengenai peristiwa-peristiwa yang mengarah pada pemakzulan, dengan menyoroti pidato Yoon Suk-yeol pada Kamis (12/12/2024).
Ketika itu, ia membela keputusan darurat militer sebagai tindakan sah pemerintahan, dan membantah tuduhan pemberontakan terhadap dirinya.
Baca Juga: Pejabat Presiden Korsel Han Duck-Soo Hubungi Joe Biden Usai Pemakzulan Yoon Suk-yeol, Ada Apa?
Laporan KCNA juga mencakup keputusan partai berkuasa untuk memboikot mosi awal pemakzulan.
Laporan itu juga mencatat bahwa beberapa pejabat senior militer dan polisi telah ditahan dan diskors dari jabatan mereka sebagai bagian dari penyelidikan darurat militer. Laporan itu juga menyebut Yoon Suk-yeol sebagai pemimpin pemberontakan.
Sumber : Radio Free Asia
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.