DAMASKUS, KOMPAS.TV - Ribuan tahanan Suriah dibebaskan dari Penjara Sednaya, dekat Damaskus, saat pemberontak yang dipimpin Hayat Tahrir Al-Sham (HTS) merebut ibu kota Suriah sekaligus menumbangkan pemerintahan Bashar Al-Assad.
Penjara Sednaya selama ini dikenal sebagai pusat penahanan yang menjadi "rumah jagal" milik pemerintah Assad. Penjara ini dibuka pada 1986 oleh ayah Assad, Hafez, sebelum mewariskan kursi kepresidenan kepada anaknya.
Direktur organisasi relawan Suriah, The White Helmets, Raed Al-Saleh menyebut Penjara Sednaya menjadi "neraka" bagi para tahanan. Berbagai penyiksaan dan eksekusi mati telah terdokumentasikan dalam penjara ini.
Petugas dan relawan Suriah sendiri saat ini masih melangsungkan operasi untuk mencari ruang-ruang rahasia dalam Penjara Sednaya. Ruang-ruang rahasia tersebut dikhawatirkan masih menyimpan narapidana.
Baca Juga: Petugas Belum Berhasil Buka Penjara Bawah Tanah Rezim Assad, Diyakini Jadi Tempat Penyiksaan Brutal
Berikut fakta-fakta mengenai Penjara Sednaya yang selama ini dikenal menjadi tempat penyiksaan tahanan yang menentang rezim Bashar Al-Assad.
Raed Al-Saleh menyebut eksekusi mati di Penjara Sednaya dilakukan setiap hari. Menurut The White Helmets, sekitar 50 hingga 100 orang dieksekusi saban hari di Sednaya sebelum Assad tumbang.
Jenazah para tahanan pun diperlakukan dengan tidak manusiawi. Al-Saleh menyebut timnya menemukan jenazah yang berada di dalam oven.
"Di Sednaya dan penjara lain yang serupa, eksekusi dilakukan setiap hari. Ditemukan jenazah-jenazah dalam oven," kata Al-Saleh dikutip Al Jazeera, Senin (9/12).
Menurut laporan organisasi-organisasi hak asasi manusia, para tahanan di Sednaya dieksekusi dengan cara digantung secara massal, disiksa hingga mati, atau sengaja tidak diberi makanan atau air minum hingga tewas.
Rumitnya struktur penjara dan banyaknya ruang tersembunyi membuat petugas kesulitan dalam operasi pembebasan di Sednaya. Belum diketahui apakah seluruh tahanan di Sednaya sudah ditemukan atau dibebaskan.
Menurut keterangan The White Helmets, pihaknya telah membantu membebaskan 20.000 hingga 25.000 tahanan dari Sednaya sejak Minggu (8/12).
Para tahanan yang dibebaskan tersebut melaporkan bahwa banyak area penjara yang memerlukan kode rahasia untuk dibuka. Terdapat juga ruang bawah tanah atau rubanah rahasia yang masih menahan narapidana.
Akan tetapi, Al-Saleh menyebut sejauh ini pihaknya belum menemukan ruang rahasia di Sednaya. Ia pun menawarkan hadiah uang bagi siapa pun yang bisa memberi informasi terkait ruang rahasia tersebut dan juga di penjara Suriah lain.
"Kami akan membayar untuk siapa pun yang memberi kami informasi tentang penjara-penjara rahasia di setiap tempat di Suriah," kata Al-Saleh.
Pemmpin Hayat Tahrir Al-Sham, Abu Mohammed Al-Golani menegaskan pihaknya akan memburu setiap pejabat yang bertanggung jawab atas penyiksaan di Sednaya atau di penjara lain.
Al-Golani menyebut kaki-tangan Bashar Al-Assad yang menyiksa warga Suriah sebagai "penjahat perang" yang akan diadili.
"Kami menawarkan imbalan bagi siapa pun yang memberi informasi tentang pejabat senior tentara atau keamanan yang terlibat kejahatan perang," kata Al-Golani dikutip The Guardian, Selasa (10/12).
Hayat Tahrir Al-Sham sendiri mengaku menemukan sekitar 40 jenazah yang diduga menjadi korban penyiksaan di kamar mayat rumah sakit dekat Damaskus. Jenazah-jenazah itu disimpan dalam kantung mayat dengan tanda angka atau nama.
"Kami tidak akan ragu menghukum para penjahat, pembunuh, pejabat keamanan dan militer yang terlibat menyiksa rakyat Suriah," kata Al-Golani.
Baca Juga: Perang Saudara Suriah Masih Berlangsung, Pemberontak Pro-Turki Serang Pemberontak Pro-AS
Sumber : Al jazeera / The Guardian
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.