TEL AVIV, KOMPAS.TV - Pasukan Pertahanan Israel (IDF) langsung mengeluarkan ancaman ke Hizbullah usai gencatan senjata Israel-Lebanon tercapai.
Gencatan senjata antara Israel-Lebanon telah mencapai kesepakatan pada Rabu (27/11/2024).
Meski begitu, IDF menegaskan setiap upaya Hizbullah melanggar kesepakatan gencatan senjata di Lebanon, akan dijawab dengan “api”.
Baca Juga: Teror Ancaman Bom Serang Calon Kabinet Donald Trump, Juga Laporan Palsu Agar Diserbu Polisi
Ancaman tersebut muncul setelah tentara Israel melepas tembakan peringatan ke warga Lebanon yang berusaha mendekati sejumlah desa di selatan Lebanon pada hari pertama gencatan senjata.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz memerintahkan aksi paksaan untuk menjaga anggota Hizbullah kembali ke desa yang berada di dekat perbatasan saat kesepakatan dengan Lebanon dilakukan.
“Misi IDF adalah menegakkan kesepakatan tersebut. IDF sangat bertekad, dan setiap pelanggaran akan dibalas dengan api,” ujar Juru Bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari dikutip dari The Times of Israel.
IDF sendiri mengungkapkan telah menghabisi anggota Hizbullah di Meiss Al-Jabal.
Mereka mengatakan pihaknya telah beralih dari pertempuran aktif di Lebanon menjadi fokus pada penegakan perjanjian.
Militer Israel kemudian mengungkapkan bahwa pasukannya telah membunuh apa yang mereka sebut sebagai “teroris”.
Tapi mereka tak menjelaskan atau menyebut apakah kejadian tersebut merupakan insiden yang sama dengan di Meiss Al-jabal.
IDF juga mengungkapkan telah menahan empat anggota Hizbullah yang mendekati tentara Israel di selatan Lebanon, dan menanyai mereka.
Pihak militer sendiri menegaskan masih melarang warga Lebanon untuk mencapai area di mana tentara masih berada di selatan Lebanon.
Sejumlah jalan ke desa-desa di sana juga masih diblokir.
Baca Juga: Tidak Ada Alasan Tolak Gencatan Senjata, Uni Eropa Desak Israel Akhiri Konflik dengan Hizbullah
Channel 12 melaporkan pada Rabu, IDF juga baru-baru ini menggagalkan upaya Hizbullah mengembangkan senjata kimia.
Laporan tanpa sumber tersebut tak menyebutkan secara spesifik kapan operasi Israel tersebut terjadi.
Namun, mereka mengatakan bahwa senjata kimia tersebut diyakini telah digunakan oleh Pasukan Radwan elite Hizbullah selama invasi ke Israel utara.
Sumber : The Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.