Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) menyebutkan, Perjanjian Kemitraan Strategis Komprehensif akan berlaku ketika kedua pihak bertukar dokumen tentang ratifikasi tersebut.
KCNA juga menyebutkan, Korea Utara meratifikasi perjanjian tersebut melalui dekrit yang ditandatangani pada hari Senin. Parlemen Korea Utara yang hanya dapat menyetujui.
Sedangkan Majelis Rakyat Tertinggi memiliki hak untuk meratifikasi perjanjian, tetapi Kim Jong Un dapat meratifikasi perjanjian-perjanjian besar secara sepihak.
Menurut penilaian intelijen AS, Korea Selatan, dan Ukraina, diperkirakan ada sekitar 12.000 tentara Korea Utara telah dikirim ke Rusia.
Minggu lalu, pejabat Ukraina mengatakan, pasukan Ukraina dan Korea Utara terlibat dalam pertempuran skala kecil.
Sementara tentara Ukraina menembakkan artileri ke tentara Korea Utara di wilayah perbatasan Kursk Rusia.
Baca Juga: Korea Selatan Sebut Korea Utara Ganggu Sinyal GPS, Penerbangan dan Kapal Kena Dampak
Pengiriman pasukan Korea Utara mengancam akan meningkatkan perang yang telah berlangsung selama hampir tiga tahun.
Korea Selatan, AS, dan mitra-mitra mereka juga khawatir tentang apa yang dapat diberikan Rusia kepada Korea Utara sebagai balasannya.
Kemungkinan transfer teknologi sensitif Rusia untuk meningkatkan program nuklir dan rudal Korea Utara yang sudah maju akan menjadi perkembangan yang mengkhawatirkan bagi AS dan sekutu-sekutunya.
Korea Utara dan Rusia telah memperkuat kerja sama militer dan kerja sama lainnya secara signifikan.
Pihak badan mata-mata Korea Selatan mengatakan, Korea Utara telah mengirim lebih dari 13.000 kontainer artileri, rudal, dan senjata konvensional lainnya ke Rusia sejak Agustus 2023.
Hal ini untuk mengisi kembali persediaan senjatanya yang semakin menipis.
Sumber : The Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.