Kompas TV internasional kompas dunia

Uji Coba Rudal Nuklir Antarbenua Korea Utara Sukses dan Mampu Hantam AS, Barat Ketar-ketir

Kompas.tv - 31 Oktober 2024, 19:30 WIB
uji-coba-rudal-nuklir-antarbenua-korea-utara-sukses-dan-mampu-hantam-as-barat-ketar-ketir
Layar TV melaporkan peluncuran rudal balistik antarbenua Korea Utara selama program berita di Stasiun Kereta Api Seoul di Seoul, Korea Selatan, Kamis (31/10/2024). (Sumber: AP Photo)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

Ada juga kekhawatiran bahwa Korea Utara mungkin mencari bantuan Rusia untuk menyempurnakan rudal berkemampuan nuklirnya, sebagai imbalan dari dugaan pengiriman ribuan tentara Korea Utara ke Rusia untuk mendukung perang di Ukraina. 

Lee Choon Geun, peneliti di Institut Kebijakan Sains dan Teknologi Korea Selatan, menyatakan hasil awal uji coba menunjukkan kemungkinan keterlibatan Rusia dalam menyediakan komponen pendorong utama yang meningkatkan daya dorong rudal. Menurut Lee, dorongan yang lebih tinggi memungkinkan rudal membawa muatan lebih besar, terbang lebih stabil, dan mencapai target dengan akurasi lebih tinggi.

Kwon Yong Soo, profesor kehormatan di Universitas Pertahanan Nasional Korea Selatan, menyatakan bahwa Korea Utara kemungkinan menguji sistem hulu ledak ganda pada ICBM yang sudah ada.

“Tidak ada alasan bagi Korea Utara untuk mengembangkan ICBM baru ketika sudah memiliki beberapa sistem dengan jangkauan hingga 10.000 hingga 15.000 kilometer yang bisa menjangkau setiap lokasi di Bumi,” ujar Kwon.

Konfirmasi Korea Utara atas uji coba ini juga dilakukan dengan cepat, berbeda dari biasanya yang baru memberikan keterangan sehari setelah uji coba.

Baca Juga: Kim Jong-Un Terancam Dibunuh, Pengawalan Keamanan Pemimpin Korea Utara Diperketat

Kim Jong Un, di tengah, berjalan di dekat apa yang disebut sebagai rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-17 di peluncur di lokasi yang dirahasiakan di Korea Utara pada 24 Maret 2022. (Sumber: AP Photo / KCNA)

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, Sean Savett, menyebut peluncuran ini sebagai “pelanggaran terang-terangan” terhadap beberapa resolusi Dewan Keamanan PBB yang “tidak perlu meningkatkan ketegangan dan berisiko mengganggu stabilitas keamanan di kawasan.”

Savett menambahkan bahwa AS akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan keamanan AS serta sekutu-sekutunya di Korea Selatan dan Jepang.

Juru bicara militer Korea Selatan, Lee Sung Joon, menyatakan bahwa rudal Korea Utara tersebut kemungkinan diluncurkan dari kendaraan peluncur terbesar Korea Utara, yakni kendaraan berporos 12 yang baru diperkenalkan pada bulan September. Keberadaan kendaraan peluncur ini sebelumnya memicu spekulasi bahwa Korea Utara mungkin mengembangkan ICBM yang lebih besar dari versi sebelumnya.

Menurut badan intelijen militer Korea Selatan, Korea Utara juga tampaknya telah menyelesaikan persiapan untuk uji coba nuklir ketujuh. Mereka juga mengindikasikan bahwa Korea Utara hampir melakukan uji coba ICBM lain.

Dalam dua tahun terakhir, Kim Jong Un memanfaatkan situasi invasi Rusia di Ukraina untuk meningkatkan uji coba senjata dan memperluas kerja sama militer dengan Moskow. AS, Korea Selatan, dan negara-negara lain menyatakan bahwa Korea Utara telah mengirimkan artileri, rudal, dan senjata konvensional lain untuk membantu mengisi kembali stok senjata Rusia yang menipis.

Jika Korea Utara benar-benar terlibat dalam perang Ukraina, ini akan menjadi eskalasi serius. Selain teknologi nuklir dan rudal, para ahli memperkirakan Kim Jong Un juga berharap mendapat dukungan Rusia untuk membangun sistem pengawasan berbasis luar angkasa serta memodernisasi persenjataan konvensionalnya. Pakar menambahkan bahwa Kim kemungkinan akan memperoleh ratusan miliar rupiah dari Rusia untuk gaji tentara jika ditempatkan di Rusia selama satu tahun.


 




Sumber : Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x