Namun, selain Nasrallah, beberapa pejabat tinggi Hizbullah lainnya, termasuk penerus yang diperkirakan akan menggantikan Nasrallah, Hashem Safieddine, juga tewas dalam beberapa minggu terakhir akibat meningkatnya eskalasi konflik antara Israel dan Hizbullah.
Dalam pidatonya, Kassem mengakui bahwa serangkaian serangan terhadap Hizbullah, termasuk ledakan pager dan walkie-talkie yang menargetkan anggotanya pada pertengahan September, serta pembunuhan Nasrallah, telah memberikan dampak pada kelompok tersebut.
Namun, ia menegaskan bahwa Hizbullah mampu merestrukturisasi pasukannya dalam waktu delapan hari setelah kematian Nasrallah. “Kapabilitas Hizbullah masih tersedia dan siap untuk perang jangka panjang,” tegasnya.
Kassem menyebut bahwa banyak tentara Israel yang terluka dan tewas sejak invasi darat Israel ke Lebanon selatan pada 1 Oktober lalu.
Baca Juga: Menhan Israel Yoav Gallant Sesumbar, Iran Tak Bisa Lagi Gunakan Hamas dan Hizbullah
Ia juga menyoroti serangan drone Hizbullah yang berhasil menghantam rumah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, meskipun Netanyahu tidak mengalami cedera.
Ia menambahkan, Hizbullah saat ini berada dalam koordinasi erat dengan Ketua Parlemen Lebanon Nabih Berri, yang menjadi penghubung utama dalam komunikasi dengan Amerika Serikat (AS).
AS sendiri telah mengajukan beberapa proposal untuk mengakhiri konflik tersebut. Namun, menurut Kassem, hingga saat ini belum ada proyek yang disetujui oleh Israel dan dianggap layak untuk dinegosiasikan oleh pihak Hizbullah.
Pidato Kassem disampaikan bersamaan dengan serangan udara Israel yang menggempur kota Baalbek di bagian timur Lebanon.
Militer Israel sebelumnya telah mengeluarkan peringatan evakuasi bagi penduduk di seluruh kota Baalbek, termasuk kompleks kuil Romawi kuno yang terdaftar sebagai situs Warisan Dunia UNESCO. Peringatan tersebut juga mencakup wilayah-wilayah sekitar dan jalur penting di Lembah Bekaa.
Pada 6 Oktober lalu, serangan Israel menghantam area sekitar 700 meter dari benteng kuno yang menjadi lokasi dua kuil Romawi terbesar di dunia.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.