BERLIN, KOMPAS.TV - Menjamurnya kopi kekinian di Tanah Air tak serta-merta membuat kopi Indonesia semerbak di negeri orang.
Di Jerman misalnya, yang notabene salah satu negara importir kopi terbesar, kopi Indonesia tak begitu dikenal, kalah pamor dibandingkan kopi Brasil, Kolombia, bahkan Vietnam.
Selain pamor, kopi asal Indonesia juga kalah saing secara harga dan dikenal mahal.
Perlu dedikasi dan strategi dalam memperkenalkan kopi Indonesia sekaligus membangun citra baik di Jerman.
Itulah yang dilakukan beberapa anak muda Indonesia yang membuka kafe yang menyajikan kopi kekinian seperti kopi gula aren atau hidangan kue-kue ala Indonesia.
Benyamin Mario Djaroh begitu bersemangat menceritakan pengalamannya merintis Nua Rasa, kafe Indonesia satu-satunya di Kota Berlin.
Lokasi boleh saja ada di distrik Prenzlauer Berg, namun suasana dan menu yang disuguhkan bak ada di Indonesia. Berbagai kue manis dan kopi dari berbagai daerah di Indonesia menghiasi etalase kafe.
Bermodalkan keahlian di bidang makanan dan minuman, Benjamin memberanikan diri membuka Nua Rasa pada tahun 2023.
Keraguan memang ada, namun ia yakin kafe Indonesia di Berlin bisa bersaing karena kualitas kopi Tanah Air tak kalah dengan kopi negara-negara lain.
Di kafenya, biji kopi Indonesia punya rumah, tak dicampur dengan biji kopi negara lain yang berperan sebagai pelengkap saja, seperti kebanyakan roastery atau kafe di Jerman.
“Saya pikir, kenapa enggak saya impor langsung kopinya ke sini? Jadi sebenarnya tujuan saya tuh gak sekadar bikin kopi dan kafe, tapi juga mau impor kopi Indonesia," terangnya.
"Mau kenalinlah ke orang-orang Jerman, kita banyak kopi Indonesia yang bagus. Karena kopi Indonesia yang saya temui di sini kebanyakan dibuatnya blend (campur), jadi biji kopi Sumatra dicampur sama India, sama Brasil, nah itu biasanya yang tingkatnya enggak terlalu bagus."
Menurut Benjamin, kopi specialty Indonesia cocok di lidah orang-orang Jerman dan banyak pelanggan yang awalnya coba-coba kini jadi langganan.
Ia menyebut, memasarkan biji kopi asal Indonesia tak bisa setengah hati. Segalanya ia lakukan sendiri dari mencari biji kopi kualitas terbaik, mengekspor, meramu, hingga memasarkannya di Berlin. Menjaga kualitas menjadi kunci perkembangan pesat Nua Rasa.
Benjamin melihat potensi pasar yang cukup menjanjikan. Penjualan di kafernya di tahun kedua naik dua kali lipat dari tahun pertama.
“Mereka kaget, kopi Indonesia berbeda. Nah, bahkan, dari beberapa roaster pun ke sini cobain kopi kita. Mereka bilang ‘Oh ini kok beda, ini saya suka’. Itu yang saya lihat kaget mereka kalau kopi Indonesia ternyata enak,” tutur Benjamin.
Kisah serupa juga ditemukan di kafe Meramanis di Kota Köln, Jerman. Mampir ke satu-satunya kafe Indonesia di kota yang dikenal akan karnavalnya ini, sekilas tidak ada yang terlalu berbeda jika dibandingkan dengan kafe-kafe di Jerman pada umumnya. Namun jika ditelusuri lebih jauh, ada menu kopi susu gula aren.
Andru Thifaldy, salah satu pendiri Meramanis menyebut kopi susu gula aren merupakan menu primadona di setiap musim panas.
“Cappuccino, latte, espresso, flat white, kalau digabung semua, masih lebih banyak yang pesan kopi susu gula aren,” terang mahasiswa software engineering ini.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.