Ledakan dahsyat itu tampaknya menghancurkan jendela dan pintu rumah-rumah di dekatnya.
Itu adalah serangan bom mobil paling serius terhadap pihak berwenang di Meksiko sejak Juni 2023, ketika sebuah kartel menggunakan bom mobil untuk membunuh seorang perwira Garda Nasional di kota terdekat Celaya.
Dalam serangan lain di negara bagian Guerrero, dua polisi kota tewas dan empat lainnya terluka dalam baku tembak besar-besaran dengan kelompok yang diduga anggota kartel narkoba bersenjata yang menggunakan tiga kendaraan antipeluru, senapan mesin, dan benda seperti bom yang dijatuhkan dari pesawat tanpa awak.
Sebanyak 14 pelaku penyerangan tewas dan tiga tentara terluka dalam konfrontasi tersebut.
Meskipun terjadi kekerasan, Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum yang baru dilantik, berjanji untuk melanjutkan pendekatan yang humanis. Ia menyebut pendekatan ini sebagai "pelukan, dan bukan peluru".
Sheinbaum mengatakan pada Kamis bahwa dia telah memerintahkan tentara untuk tidak melakukan konfrontasi dengan kartel.
"Kami tidak akan kembali berperang melawan kartel narkoba," kata Sheinbaum, seperti dikutip dari The Associated Press.
Namun, pendekatan humanis membutuhkan kesamaan visi dari kedua belah pihak. Saat ini, pemerintahannya tampaknya sudah terkunci dalam situasi seperti perang dengan kartel di beberapa negara bagian, hanya tiga minggu setelah ia menjabat.
Baca Juga: Wali Kota di Meksiko Tewas Dibunuh meski Baru 6 Hari Bertugas, Korban Kekerasan Geng Narkoba?
Pada Juli 2023, sebuah kartel narkoba di negara bagian Jalisco, meledakkan tujuh bom jalan raya yang menewaskan empat petugas polisi dan dua warga sipil.
Alat peledak rakitan, atau IED, tampaknya telah ditanam di lubang yang digali di jalan raya.
Sumber : The Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.