LONDON, KOMPAS.TV – Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, menegaskan Turki punya hak kedaulatan penuh untuk bekerja sama dengan BRICS dan mitra-mitranya.
Rutte juga memuji Turki atas perannya yang "vital" di sisi tenggara aliansi dan kontribusi besarnya terhadap kapabilitas NATO secara keseluruhan.
"Jangan lupa bahwa Turki adalah sekutu yang sangat penting dalam aliansi. Mereka memiliki salah satu kekuatan militer yang paling lengkap di NATO dan memainkan peran vital dalam geografi NATO," kata Rutte pada Selasa (22/10/2024) di Tallinn, Estonia, sebagaimana dilaporkan Anadolu, Rabu (23/10).
Pernyataan ini merespons pertanyaan terkait hubungan Turki dengan BRICS saat pertemuan puncak ke-16 organisasi antarpemerintah tersebut tengah berlangsung di Kazan, Rusia.
Rutte mengungkapkan kepuasannya bahwa Turki telah menjadi bagian integral dari NATO selama bertahun-tahun, mengingat Turki telah bergabung dengan NATO sejak tahun 1952.
Dalam aliansi yang beranggotakan 32 negara ini, perdebatan tentu akan selalu ada, namun ia menekankan bahwa Turki memiliki hak kedaulatan untuk menjalin kerja sama dengan mitra BRICS.
"Ini mungkin memicu perdebatan, baik secara bilateral maupun di dalam NATO, tetapi itu tidak berarti bahwa Turki tidak populer di NATO. Mereka tetap, dan akan selalu, menjadi sekutu yang sangat dihargai," tambahnya.
Sebelumnya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan negaranya tulus ingin meningkatkan kerja sama dengan kelompok BRICS.
Erdogan sendiri dijadwalkan tiba di Kazan sebagai tamu pada Rabu (23/10) untuk menghadiri pertemuan tersebut bersama 22 kepala negara lainnya dan enam kepala organisasi internasional.
Baca Juga: Menlu Sugiono Hadiri KTT BRICS: Indonesia Akan Serukan Persatuan Negara Berkembang
Sumber : Anadolu
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.