Baca Juga: Sekjen PBB Dilarang Masuk Israel karena Tidak Mengecam Serangan Rudal Iran
Rudal Hipersonik Iran
Pada Juni 2023, Iran mengeklaim telah mengembangkan rudal balistik hipersonik buatan dalam negeri yang pertama. Rudal hipersonik mampu terbang dengan kecepatan setidaknya lima kali lebih cepat dari kecepatan suara dan memiliki lintasan yang sulit diprediksi, yang membuatnya sulit untuk dicegat.
Menurut Asosiasi Pengendalian Senjata, program rudal Iran banyak terinspirasi oleh desain rudal Korea Utara dan Rusia, serta mendapat dukungan dari China.
Selain rudal balistik, Iran juga memiliki rudal jelajah seperti Kh-55, sebuah senjata udara-ke-darat berkapasitas nuklir dengan jangkauan hingga 3.000 km, serta rudal anti-kapal canggih Khalid Farzh dengan jangkauan sekitar 300 km dan hulu ledak seberat 1.000 kg.
Baca Juga: Menlu Iran Kunjungi Beirut, Ancam Israel dengan Serangan Balasan Lebih Dahsyat jika Serang Negaranya
Rudal Iran di Kawasan
Pada Januari 2024, Pasukan Pengawal Revolusi Iran meluncurkan serangan rudal ke markas intelijen Israel di wilayah Kurdistan, Irak, dan menyerang milisi Negara Islam di Suriah. Iran juga meluncurkan rudal ke basis kelompok militan Baluchi di Pakistan.
Arab Saudi dan Amerika Serikat juga pernah menuduh Iran bertanggung jawab atas serangan rudal dan drone ke fasilitas minyak Saudi pada tahun 2019, meskipun Iran membantah tuduhan tersebut.
Pada tahun 2020, Iran melancarkan serangan rudal ke pasukan pimpinan AS di Irak sebagai balasan atas serangan drone AS yang menewaskan seorang komandan Iran.
Amerika Serikat menuduh Iran memasok senjata kepada kelompok Houthi di Yaman, yang melakukan serangan terhadap kapal di Laut Merah dan Israel selama perang Gaza. Iran sendiri membantah tuduhan ini.
Pada September 2024, laporan dari Reuters menyebutkan Iran menjadi mediator dalam pembicaraan rahasia antara Rusia dan Houthi untuk mentransfer rudal anti-kapal ke kelompok tersebut.
Hizbullah, kelompok militan yang berbasis di Lebanon dan didukung oleh Iran, mengeklaim memiliki kemampuan untuk mengubah ribuan roket mereka menjadi rudal presisi serta memproduksi drone di dalam negeri. Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, mengatakan bahwa kemampuan ini dicapai dengan bantuan ahli dari Iran.
Selain itu, Iran juga dikabarkan telah mentransfer rudal berpemandu presisi ke Suriah untuk mendukung pemerintahan Presiden Bashar al-Assad dalam melawan pemberontak. Menurut sumber intelijen Israel dan Barat, Iran bahkan memindahkan sebagian fasilitas produksi rudalnya ke bawah tanah di Suriah, sehingga pasukan Assad dan kelompok pro-Iran dapat memproduksi rudal mereka sendiri.
Sumber : Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.